Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

KONI Pusat Restui Penggembosan Atas Jatim

14 Agustus 2011   20:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_124719" align="alignleft" width="374" caption="Cabang oahraga renang yang menjadi sumber perolehan medali emas Jatim, telah mengalami rekayasa pengurangan nomor. Kini rekayasa baru terjadi dengan menabah 43 nomor baru di 17 cabr yang berpiha pada tuan rumah Riau dan Jabar."][/caption] MEMBUAT kejutan menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012, mungkin sudah menjadi suratan Komite Olahraga Nasional Indonesa (KONI) Pusat. Sering kali kebijakannya itu jauh dari konsep pembinaan olahraga, sehingga menjengkelkan mayoritas KONI Provinsi. Kendati demikian, Lembaga Swadya Masyarakat (LSM) yang menjadi kepanjangan tangan pemeintah pusat itu tak pernah menyadari. Dan, kebijakan yang cenderung berpihak pada salah satu daerah itu pun selalu saja dilakukan berulang-ulang. Demikian pula yang diputuskan pada awal Agustus lalu dengan terbitnya SK Nomor 35 tahun 2011 Dalam SK tersebut, KONI Pusat memutuskan menambah 43 nomor pertandingan dalam penyelenggaraan PON 2012. Dengan tambahan itu, jumlah nomor pertandingan yang akan diselenggarakan di rana Riau itu menjadi 598, sementara sebelumnya jumlah nomor yang dipertandingkan sebanyak 555 dari 39 cabang olahraga (cabor). Tambahan 43 nomor pertandingan itu merupakan pengembangan nomor pertandingan dari 17 cabang olahraga (cabor) yang digelar. Cabang olahraga yang mendapatkan tambahan nomor pertandingan, antara lain menembak ditambah delapan nomor, atletik (2), catur (2), perahu naga (5), golf (2), gulat (5), taekwondo (2), tinju (2), wushu (2), paralayang (2), terbang layang (2), terjun payung (2), bridge (2), dan sepatu roda (2). Ironisnya lagi dari 17 cabor yang nomornya bertambah, sebagian besar bukan andalan Jatim. Sementara cabang olahraga milik Jatim, seperti panahan, panjat tebing, renang, dan selam, sama sekali tidak ada perubahan. Tak pelak lagi keputusan yang tidak biasa dilakukan oleh kepengurusan KONI Pusat sebelumnya pada satu tahun menjelang penelenggaraan PON itu pun mendapat reaksi keras, mayoritas semua KONI Provinsi. Sebab kebijakan yan dilakukan kepengurusan yang dipimpin Rita Subowo itu, berpotensi mengacaukan sistem pembinaan atlet yang telah diakukan semua KONI Provinsi selama dua setengah tahun lebih ini. Tak hanya itu, penambahan 43 nomor cabor itu juga berpeluang merusak strategi target perebutan medali yang sudah ditetapkan oleh setiap KONI Provinsi calon peserta PON 2012 di Riau. Karena itu, bukan sebuah sikap yang berlebihan jika Ketua Harian KONI Jatim, H. Dhimam Abror Djuraid [caption id="attachment_124720" align="alignright" width="271" caption="JENGKEL. Ketua Harian KONI Jatim, H. Dhimam Abror Djuraid merasa jengkel atas kebijakan KONI Pusat menambah 43 nomor baru. Karena itu, dia akan mengirim utusan untu mengetahui alasan penambahan nomor baru dalam PON XVIII/2012 di Riau"][/caption] ini tersulut kejengkelannya. Demkian besar kejengkelan pria berkumis itu, sehingga rasa curiga pun sempat mencuat dalam hat kecinya. Penambahan nomor cabor itu dicurigai merupakan skenario besar rancangan beberapa daerah rival Jatim dan tuan rumah Riau yang direstui KONI Pusat, dengan tujuan membegal Jawa Timur untuk kembali menjadi juara umum PON 2012.

"Namun untuk menegaskan sikap kami dan mengetahui tujuan sebenarnya ar penambahan nomor cabor itu, maka kami akan mengirimkan delegasi ke KONI Pusat," kata pria yang juga Ketua PWI Cabang Jawa Timur ini, Rabu (10/08/2011). Kendati demikian, KONI Jatim tak ingin dinilai tak siap dalam mempersiapkan kontingen tangguh yang akan diturunkan di arena palagan perebutan medali emas PON Riau. Langkah pertama yan dilakukan menaggapi keputusan KONI Pusat untuk menambah 43 nomor cabor itu adalah menggelar rapat koordinasi, yang dipimpin Plt Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung dan dihadiri perwakilan 17 cabor yang nomornya mengalami perubahan, Selasa (09/08/2011). Menurut Abror, penyelenggaraan rakor tersebut untuk merupakan langkah cepat untuk menyempurnakan strategi pemenangan PON 2012. Keputusan serba cepat ini perlu dilakukan, karena kepingan emas yang menjadi lahan tambahan dalam perbuuan medali mengalami peningkatan. "Hasil rakor tersebut, target minimal medali emas untuk mempertahankanpredikat juara umum menjadi 115 keping emas. Sebelumnya target minmalnya hana 100 medali emas untuk bisa juara," ujarnya. Kekecewaan lain atas kebijakan KONI Pusat dalam menambah jumla nomor cabor itu, adalah pengambilan keputusan yang berkesan slintutan. Ini karena dalam pengambilan keputusan tersebut KONI Jatim sebaga juara umum PON XVII/ 2008 di Kaltim sama sekali tidak dilibatkan dalam pengambilan kebijakan siluman itu. Padahal, KONI Jatim merupakan salah satu anggota tim lima saat penetapan 555 nomor pertandingan sebelumnya. "Kalau KONI Pusat inkonsistensi dalam mengambil keputusan, sebaiknya tidak usah ada PON. Bila perlu, Jatim tidak usah ikut PON, karena tujuan pembinaan dari penyelenggaraan PON saat ini kian tidak jelas," tambah Abror. Pada kesempatan beda, Ketua Harian Pengprov Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) Jatim, Bambang Eko Purnomo mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui tambahan nomor PON. Kebijakan KONI Pusatini perlu dipertanyakan tujuannya. Seharusnya sebelum menerbitkan SK penambahaan 43 nomor cabor itu, pihak PB cabor diberitahu secara resmi. Sehingga PB bisa mmberitahu pengurus cabor provinsi. Tujuannya agar pengprov cabor bisa menjawab saat dijaka koordinasi oleh masing-masing KONI Provinsi. "Kabarnya cabor sepatu roda mendapat tambahan dua nomor baru. Sebelumnya nomor dan kini jadi 10 nomor, tapi saya belum tahu nomornya apa saja. Karena itu, saya jadi bingung saat dimintai masukan oleh KONI Jatim," katanya. Sedangkan Ketua Binpres KONI Jatim Irmantara Subagio mengaku, tidak terlalu kaget dengan keputusan KONI Pusat, karena hal serupa juga pernah terjadi pada PON 2008. Bahkan menjelang PON Kaltim itu, KONI Pusat melakukan penambahan nomor cabor sampai dua kali. Karena itu, Ibaq (panggilan akrab Irmantara Subagio, red.) memilik keyakinan penambaha nomor cabor yang akan dilakukan KONI Pusat bepeluang untuk terjadi lagi. Dasar keyakinannya adala pengalaman dalam PON 2008. "Kami masih belum yakin jumlah nomor pertandingan itu tidak akan berubah. Saya pribadi punya keyakinan pada akhir tahun 2011 nanti pasti ada perubahan lagi soal nomor cabor itu," katanya. Sedangkan Prof. Suryanto, pemerhati olahraga, menilai, keputusan yang diambil KONI Pusat dengan melakuan penambahan 43 nomor cabor itu merupakan bukti dari ketidakmampuan mereka dalam melaukan pembinaan olahraga nasional. Profil prinsip yang dilakuan KONI Pusat itu sangat membahayakan sstem pembinaan olahrag nasional. Karena itu, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) harus turun tangan agar mempertanyakan konsep pembinaan olahraga nasional yang dimiliki KONI Pusat. "Melihat keputusan KONI Pusat menambah 43 nomor cabor secara dadakan dan slintuan itu, saya berani memprediksi kalau penambahan nomor itu atas pesanan daerah lain yang ingin menggagalkan perjuangan Jatim mempertahankan predikat juara umum di PON Riau," kata Guru Besar Fisip Univ. Airlangga Surabaya ini.(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun