Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Digembosi Walikota, Surabaya Yakin Juarai Porprov III

31 Mei 2011   13:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:01 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="" align="alignleft" width="286" caption="Tim balap sepeda Surabaya peraih 3 medali emas, 6 medali perak dan 2 medali perunggu Kejurnas di Temanggung, 13-15 Mei 2011, menjadi andalan Surabaya dalam mencuri medali Porprov III/2011 "][/caption]

PENYELENGGARAAN Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) III/2011 Jatim kurang 45 hari lagi digelar di Kediri, 15-22 Juni, tapi Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini, MT belum juga memberi lampu hijau dalam proses pengucuran anggaranpembinaan olahraga dari APBD Surabaya yang menjadi hak KONI Surabaya.

Tak pelak lagi, kebijakan orang nomor satu di Surabaya yang menahan pengucuran dana pembinaan olahraga itu banyak membingungkan para pengurus KONI Surabaya. Kesepakatan yang dijanjikan Walikota sebelumnya, anggaran pembinaan olahraga yang menjadi hak KONI Surabaya sebagaimana yang telah digedok DPRD Surabaya akan dikucurkan secepatnya, setelah KONI Surabaya mengembalikan sisa anggaran pembinaan tahun 2010 yang berjumlah Rp. 1,8 miliar.

Saat sisa anggaraan pembinaan tahun 2010 sejumlah Rp 1,8 miliar itu telah dikembalikan semuanya pada bulan April, sebelum Ketua Umum KONI Surabaya Heroe Poernomohadi berpulang akibat gagal Jantung. Tidak hanya itu, semua persyaratan yang diminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga sudah dilengkapi semua dan tidak ada kekurangan. Prosedur pengajuan proses pencairan sebagaimana aturan pencairan anggaran juga sudah dipenuhi semua oleh KONI Surabaya.

Namun hingga akhir Mei ini pencairan anggaraan belum juga terealisasi, menurut sumber dibagian keuangan Pemkot Surabaya, karena Walikota Ir. Tri Rismaharini, MT belum juga memberikan tanda tangan persetujuan. Seharusnya pencairan anggaran sudah dapat dilakukan pada pertengahan Mei lalu, tapi proses tersebut tak dapat dilakukan lantaran Walikota “nglencer” ke Korea selatan dengan alasan kedinasan.

Adapun proses pencairan yang seharusnya dapat dilakukan akhir Mei ini, sumber tersebut menambahkan, karena Walikota sedang sibuk mengurus kepentingan Pemkot yang lainnya. Karena itu, sumber di keuangan pemkot itu juga bingung dengan sikap yang dilakukan Walikota wanita pertama di Surabaya.

“Saya sendiri sangat kasihan dengan pembinaan olahraga di Surabaya yang saat ini boleh disebut sedang sakratul maut. Kami berharap, bahwa masyarakat Surabaya memilih Ir. Tri Rismaharini, MT menjadi Walikota itu untuk mengibarkan citra Surabaya di segala bidang. Kalau saja Pak Bambang bisa dipilih lagi, kami pasti memilih Pak bambang lagi,” kata sumber tersebut dengan wajah sedih.

Sikap Walikota Surabaya yang menunda-nunda pengucuran anggaran olahraga KONI Surabaya itu, sangatlah bertolak belakang dengan kesigapannya dalam menandatangani pengucuran anggaran APBD senilai Rp. 514 juta untuk sejumlah kegiatan di gedung Deteksi Basket League (DBL) Arena yang notabene dikelola oleh swasta.

Hal ini terungkap dalam hearing yang dilakukan Komisi A (Hukum dan Pemerintahan) DPRD dengan bagian perlengkapan Pemkot Surabaya. Dalam hearing dengan agenda pembahasan RAPBD Kota Surabaya 2011 tersebut, para wakil rakyat mempertanyakan besarnya anggaran yang dikeluarkan oleh Pemkot untuk mendanai sejumlah acara di gedung Deteksi Basket League (DBL) Arena.

Wakil ketua Komisi A Alfan Khusaeri mengatakan, anggaran untuk kegiatan di DBL Arena tersebut cukup fantastis, nilainya mencapai angka Rp 514 juta. Ironisnya sasaran kegiatannya masih belum jelas. "Di Surabaya banyak gedung, kenapa anggaran dari APBD harus dikonsentrasikan di satu titik di gedung DBL saja. Itu yang menjadi bahan pertanyaan kami,"katanya, 16 Februari lalu.

Berpijak pada kebijakan pengucuran anggaran APBD pada DBL tersebut, maka beberapa anggota DPR Surabaya meminta Walikota Surabaya segera bersikap arif dengan menyetujui alokasi anggaran olahraga KONI Surabaya itu. Tidak hanya itu, beberapa anggota dewan juga mengancam akan melakukan gugatan terhadap Walikota jika saja dalam Poprov III nanti Kontingen Surabaya gagal mempertahankan predikat juara umum, seperti dalam Porprov I di Surabaya dan Porprov II di Malang saat Surabaya dipimpin oleh Walikota Bambang DH.

“Surabaya sukses menjadi juara umum Porprov I dan II, maka dalam Porprov III juga harus mampu menjadi juara umum. Kalau saja gagal, maka kami akan menuding Walikota yang menunda pengucuran anggaran pembinaan olahraga KONI Surabaya sebagai biang keladinya,” kata seorang dewan dari partai besar yang menolak disebut namanya.

SIAP JUARA

[caption id="" align="alignright" width="289" caption="Cabor Renang menjadi salah satu andalan Surabaya dalam mempertahankan predikat juara umum Porprov III"][/caption]

Kendati nasib pengucuran anggaran olahraga KONI Surabaya belum pasti waktunya, yang mempersulit para pengurus cabang olahraga (cabor). Namun Komandan Kontingen Porprov Surabaya, Drs Sigit Sugiharsono berani sesumbar, bahwa Kontingen Surabaya yakin mampu mempertahankan predikat juara umum yang direbut dari dua Porprov sebelumnya.

”Target Kontingen Surabaya mempertahankan juara umum Porprov untuk ketiga kalinya. Semua cabor telah sepakat untuk menyumbangkan medali emas sesuai targetnya pada KONI Surabaya, bahkan beberapa cabor unggulan berjanji akan menambah perolehan medalinya diatas target,” kata Sigit Sugiharsono yang juga Kepala Dispora Surabaya ini.

Dua tahun lalu kontinges Surabaya berhasil keluar sebagai juara umum Porprov II dengan perolehan medali 122 medali dengan rincian 47 emas, 42 perak dan 33 perunggu. Surabaya mengungguli kontingen Malang yang meraih 105 medali, masing-masing 41 emas, 24 perak dan 40 perunggu.

Sedangkan Wakil Ketua Umum I Drs H Soenardi, yang kini ditunjuk sebagai PLT Ketua Umum KONI Surabaya, dikesempatan lain mengaku sangat yakin akan peluang Surabaya kembali merebut predikat juara umum. Ini karena setiap cabor yang dikirimkan ke Porprov III telah berjanji akan berusaha maksimal mempertahankan perolehan medali emas yang direbut dalam Porprov II di Malang tahun 2009 lalu.

“Soal 19 cabor yang telah digelar dalam Porprov II di Malang, kami tak terlalu was-was. Kami saat ini tengah mewaspadai 6 cabor baru yang mulai dipertandingkan dalam Porprov III,” kata pria parobaya yang gemar bermain tennis ini.

Kewaspadaan terhadap 6 cabor baru itu dilakukan KONI Surabaya, karena hanya cabor angkat besi dan biliar yang penentuan juaranya sudah pasti dan tak bisa disulap. Pasalnya cabor angkat besi merupakan cabor terukur, yang penentuan peraih medali emas ditentukan oleh besarnya angkatan seorang lifter. Demikian pula di cabor biliar, yang penentuan pemenangnya ditentukan oleh cepatnya seorang pebiliar menghabiskan bolanya.

Sedangkan 4 cabor lainnya, dikatakan Sunardi, perlu diwaspadai betul. Pasalnya cabor-cabor tersebut merupakan cabor beladiri, yang sistem penilaiannya ditentukan oleh pihak ketiga yaitu wasit. Cabor beladiri ini beresiko ikut bicaranya faktor X, sehingga seorang atlet yang gak layak juara pun bisa meraih medali emas senyampang atlet tersebut tidak terpukul KO saat bertarung.

“Dengan dipertandingkannya empat cabor beladiri baru itu, kami minta KONI Jatim menurunkan tim pemantau atletnya yang kapabel. Sehingga juara empat cabor tersebut benar-benar atlet yang layak juara. Bukan atlet yang dimenangkan oleh faktor X,” ujarnya dengan tertawa ngakak. (#)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun