Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tak Cerdas Menangani, Jatim Berpotensi Ambyar

29 Mei 2020   13:27 Diperbarui: 29 Mei 2020   13:18 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena itu, Joni mengaku pihaknya saat ini fokus untuk menurunkan rate of transmission (tingkat penularan) Covid-19, terutama di Surabaya yang masih mencapai angka 1,6. Angka itu mencerminkan jika ada 10 orang terinfeksi Covid-19. Dalam satu minggu akan bertambah menjadi 16 orang. 

Tak hanya itu, Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian di Jatim juga sudah mencapai rasio sebesar 10 persen. Untuk menekan itu dibutuhkan sejumlah upaya yang fokus, tegat, dan terus-menerus. Salah satunya, melakukan clinical research mulai penggunaan Avigan, Terapi Plasma Convalescent, ataupun Aspirin. 

"Penggunaan Avigan, plasma convalescent, ataupun Aspirn itu sesuai dengan perintah Bapak Menkes pada saya. Semuanya kita coba dengan kaidah tertentu," katanya. 

MENINGKAT SIGNIFIKAN

Berdasar tren pergeseran kasus Covid-19 dari DKI Jakarta ke Jatim itu, membuat Presiden Joko Widodo memerintahkan kementerian dan lembaga terkait untuk meningkatkan penanganan wabah COVID-19 di Jatim. Ini karena tren angka penularan di provinsi tersebut yang terus meningkat dan tidak wajar.

Dalam rapat terbatas secara telekonferensi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/05/2020), Jokowi meminta jajaran kementeriannya untuk memastikan kesiapan rumah sakit darurat, meningkatkan intensitas pengujian sampel individu yang diduga tertular Covid-19, dan pelacakan kontak dekat pasien positif Covid-19 di provinsi paling timur Pulau Jawa itu.

Seain itu, mantan Wali Kota Solo itu juga mencatat beberapa provinsi dengan tingkat penularan tinggi selain Jatim, yakni Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Papua, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Karena itu, dia memerintah peningkatan upaya-upaya penanganan kasus virus Corona di seluruh provinsi tersebut.

"Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 harus meningkatkan kapasitas pemeriksaan spesimen hingga mencapai 10 ribu spesimen per hari. Langkah ini untuk deteksi cepatnya adanya pasien positif baru, sehingga dapat segera ditangani," perintahnya.

Ironisnya fakta yang terjadi di lapangan sangat memprihatinkan. Sebanyak 347 warga Kota Surabaya  terkonfirmasi positif Covid-19, setelah menjalani tes pemeriksaan swab yang selama ini digelar pemerintah kota setempat. Menurut Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M. Fikser, Pemkot Surabaya mendapatkan jumlah warga terkonfirmasi positif tersebut dari hasil menggelar 21.203 rapid test. 

Dari rapid test itu, dikatakan, sebanyak 2.080 hasilnya reaktif. Mereka langsung dilakukan swab test. Dari 2.080 warga itu sebanyak 1.155 orang sudah dilakukan swab. Hasil yang sudah keluar  sebanyak 710 orang dengan rincian 347 orang positif dan 363 orang negatif. Sementara sisanya sebanyak 445 orang, hasilnya masih dalam proses.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Surabaya itu juga menjelaskan, bahwa 21.203 orang yang melakukan rapid test itu terdiri dari 2.969 tenaga kesehatan (nakes), 819 orang dalam pemantauan (ODP), 257 pasien dalam pengawasan (PDP), 12.617 orang tanpa gejala (OTG), serta orang dengan resiko (ODR) 4.541 orang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun