Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Forki Jatim Berharap Regulasi PON 2012 Mengikuti SEA Games

20 Oktober 2011   12:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:43 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_136885" align="alignright" width="282" caption="POTENSI MEDALI. Kareteka nasional asal Jatim, Umar Syarief digadang-gadang Forki Jatim tetap main dalam PON 2012. Karena itu, Forki Jatim meminta KONI untuk mengambil kebijakan regulasi PON RIAU tidak berubah dari regulasi SEA Games, Asian Games, atau pun Olimpiade."][/caption] PENGURUS Provinsi (Pengprov) Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Jatim berharap Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim berusaha maksimal melobi KONI Pusat, untuk tidak menerapkan regulasi pembatasan usia maksimal karateka dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau. Pasalnya regulasi tersebut bertentangan dengan regulasi yang diterapkan dalam SEA Games, Asian Games, atau pun Olimpiade. Batasan usia yang akan diterapkan PB Forki adalah 30 tahun untuk atlet nomor kumite (pertarungan bebas) dan 35 tahun pada nomor kata (kerapihan teknik).

”Konsep penyelenggaraan PON adalah pencarian kandidat atlet yang akan ditampilkan dalam SEA Games, Asian Games, serta Olimpiade. Karena itu, regulasi yang diterapkan dalam PON hendaknya mengacu pada regulasi yang diterapkan dalam tiga multieven internasional tersebut,” kata Ketua Harian Forki Jatim, Johanes Kunto ditemui di sela-sela latihan tim Puslatda Karate, Kamis (20/10/2010) pagi.

Perlunya regulasi PON diselaraskan dengan regulasi SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade. Menurut dia, untuk menjaga potensi kontingen merah putih dalam mempertahankan prestasinya pada tiga even internasional tersebut. Ini karena dalam tiga pesta olahraga yang banyak diikuti atlet kelas dunia itu, peta persaingan berlangsung sengit dan ketat. Prestasi atlet tidak hanya bergantung pada kualitasnya berkompetisi di tingkat nasional, tapi juga sangat ditentukan oleh jam terbang atlet tersebut.

Karena itu, pada tiga pesta olahraga internasional itu tidak mengenal regulasi batasan usia. Atlet usia berapa pun diijinkan tampil asal atlet tersebut merupakan utusan suatu Negara. Soal resiko di arena pertandingan merupakan tanggungjawab masing-masing Negara, senyampang musibah yang terjadi di lapangan itu sebagai akibat dari tidak layaknya seorang atlet tampil.

“Kami berharap KONI Pusat care dengan wacana soal regulasi usia karateka PON ini. Selain itu, PB Forki hendaknya juga jujur dalam memandang penyelenggaraan PON ini sebagai kalender KONI Pusat. Bukan kalender PB Forki, sehingga soal regulasi batasan usia itu jangan dipaksakan, karena resikonya terhadap perusakan sistem pembinaan di daerah sangat besar,” ujarnya.

Sebaliknya kalau pun PB Forki berambisi untuk menerapkan regulasi batasan usia, ditegaskan, hendaknya dilakukan hanya sebatas pada kalender kegiatan nasional yang menjadi milik PB. Misalnya Kejurnas Piala Mendagri, Kejurnass Piala KSAD, Kejurnas Piala Mendikbud, atau pun kalender kegiatan lain.

”Kalau PB menerapkan regulasi batasan usia hanya pada kalender miliknya, maka secara berjenjang seleksi atlet dan regenerasi akan berjalan dengan sendirinya. Sebab regulasi batasan usia tersebut akan menjadi filter utama dalam menjaring karateka potensi dalam usia produktif,” tambahnya.

[caption id="attachment_136886" align="alignleft" width="226" caption="NASIB karateka nasional putri asal Jatim Meliana Evi Kodoati hampir mirip dengan Umar Syarief. Dengan usia telah melewati 30 tahun, maka nasibnya bergantung pada kebijakan KONI Pusat terhadap penerapan regulasi batasan usia dalam PON 2012. "][/caption] Perjuangan paling dekat untuk menggagalkan penerapan regulasi tersebut, menurut dia, Forki jatim meminta tolong pada KONI Jatim untuk membahas soal batasan usia dalam pertemuan dengan Ketua Umum KONI Pusat rita Subowo.

"Modal untuk melobi KONI Pusat, adalah hasil Rakernas Forki di Makassar, Mei 2011 silam. Dalam acara tersebut, para peserta sama sekali tidak membahas soal regulasi batasan usia karateka yang tampil dalam PON Riau. Sehingga sangatlah konyol jika regulasi yang tidak bahas dalam Rakernas dipaksakan diterapkan dalam PON demi kepentingan daerah-daerah peserta,” katanya.

Sebaliknya kalau saja PB ngotot menerapkan regulasi batasan usia tersebut demi kepentingan kontingen karate Jakarta, Jawa Barat, dan tuan rumah Riau. Tak dipungkiri, bahwa diatas kertas akan merugikan Jatim dalam perebutan medali emas. Pasalnya dua karateka emas Jatim, Umar Syarief dan Meliana Kodoati diharamkan tampil. Umar usianya mendekati 35 tahun, sementara Meliana Evi Kodoati sudah berusia diatas 30 tahun.

"Kalau regulasi pembatasan usia diterapkan dalam PON Riau, target tiga emas dari KONI Jatim sangat berat direalisasikan. Maksimal kami membawa pulang dua emas. Sebaliknya jika regulasi tersebut tidak ada, minimal tiga emas bisa kita rebut," kata salah satu pendiri perguruan Inkanas ini.

Tolok ukur prestasi untuk PON 2012 adalah perolehan empat medali dari PON 2008. Dua di antaranya disumbangkan Umar Syarief dari nomor kumite dan dua emas lainnya dari nomor kata beregu.

Sedangkan antisipasi yang dilakukan Forki Jatim terhadap regulasi batasan usia yang masih tidak jelas itu, diakui Kunto, adalah menyiapkan karateka pelapis untuk mengejar medali emas PON Riau. Karateka yang disiapkan adalah Cecilia Agustina Ora (kata perorangan putri) dan Fachri Junaedi (kumite kelas +84 kg). (#)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun