dari kejauhan ku lihat seorang pengemis datang menghampiri ku. penampilannya sangat kacau dan sangat dekil seperti kebanyakan pengemis lainnya hanya saja tubuhnya terlihat sehat dan bugar. setelah dia berada tepat di depan ku dia langsung mengadahkan tangannya berharap belas kasihan dari ku. tanpa pikir panjang aku langsung memberikan selembar uang yang sebelumnya telah ku remukkan. dengan wajah t
ersenyum dia beranjak untuk menadahkan tangannya ke orang sekitar ku.
masih ada kejanggalan dalam pikiranku, kenapa dia tersenyum?
begitu banyak pertanyaan tiba-tiba memenuhi kepala ku.
kenapa dia tersenyum?, apa karena dia merasa senang?, senang akan apa?, mendapat belas kasihan ku? atau senang membodohi ku?
membodohiku?, bodohi gimana?, ya iya lha, aku sehat kok, bisa aja aku kerja, tapi aku malas, mending aku seperti ini. tanpa harus bekerja keras, hanya berjalan menadahkan tangan semua kebutuhan ku terpenuhi. ngapain capek-capek kerja. masih banyak orang yg mau berbaik hati membagikan rezekinya.
aku kembali dari lamunan ku. ku tatap orang-orang yang ada d sekitar ku. mereka masih asik dengan kegiatannya masing-masing. ada yang mengobrol dan ada juga yg tertawa terbahak-bahak. tidak ada yang ku lihat duduk terpaku menatap kosong. apa cuma aku yg di datangi pertanyaan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H