Mohon tunggu...
Wahyu Widodo
Wahyu Widodo Mohon Tunggu... Jurnalis - Salam.

Menutup lisan demi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Angkatan Udara China Menguji Coba Strategi Serangan Drone Gaya Baru

16 Agustus 2023   06:45 Diperbarui: 16 Agustus 2023   09:52 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drone tempur China, Wing Loong 2, dipamerkan di Pameran Udara Paris ke-52 di Bandara Le Bourget pada tahun 2017. (REUTERS/Pascal Rossignol)

Pasukan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mulai berlatih metode serangan drone baru. Metode baru ini diharapkan lebih aman bagi tentara karena para operator bisa berada sangat jauh dari medan perang.

Kanal berita China, CCTV, pada hari Minggu (13/8) melaporkan bahwa latihan metode baru ini telah diadakan di padang pasir Cina Barat Laut. Drone pengintai bersenjata GJ-2 melakukan pelatihan pengintaian dan serangan dalam skenario pertempuran yang realistis.

Operator drone mengoperasikan drone dari jarak jauh dari lapangan terbang. Mereka ditugaskan untuk mencari, mendeteksi, mengidentifikasi, menemukan, dan menyerang beberapa target dalam satu serangan mendadak.

"Pengendalian jarak jauh ini adalah pola pertempuran baru yang dikembangkan oleh resimen tahun ini. Saat dibutuhkan, stasiun darat dapat terhubung dengan pesawat dari mana saja dan menyelesaikan tugas termasuk lepas landas dan mendarat serta misi lainnya," kata Yu Ruichao, anggota resimen yang berafiliasi dengan angkatan udara Komando Teater Barat PLA.

Melihat metode baru ini, para pengamat militer China beranggapan bahwa Angkatan Udara PLA telah membentuk sistem komando dan kontrol yang komprehensif atas drone yang menampilkan sistem komunikasi jarak jauh, termasuk komunikasi satelit.

Mengutip Global Times, resimen drone Angkatan Udara China juga melakukan latihan bersama dengan dinas dan cabang militer lainnya, termasuk unit roket jarak jauh Angkatan Darat China, pasukan khusus, dan pesawat berawak.

"Pesawat berawak terbang lebih cepat dari drone, tetapi mereka juga memiliki jendela yang lebih pendek dalam mencari target. Dalam misi serangan presisi non-kontak, drone dan pesawat berawak dapat menutupi kekurangan satu sama lain," kata Li Yang, anggota resimen.

Sebagai unit drone pengintai bersenjata pertama militer China, resimen drone ini juga disebut berfungsi sebagai basis pengembangan bakat para operator drone tempur China.

"Kami dapat mentransfer personel ke unit lain secara keseluruhan dan sistematis, termasuk operator drone, perencana tautan, petugas staf, dan personel pendukung," kata Zhang Huipeng, seorang anggota resimen.

Saat ini militer China memang telah menugaskan drone, baik yang besar maupun kecil, secara luas di seluruh perangkat PLA, termasuk Angkatan Darat dan Angkatan Laut.

Pelatihan pertempuran drone dengan metode baru ini diharapkan bisa membuat penggunaan drone di medan perang menjadi lebih efektif dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun