Palestina, Mesir, dan Yordania bertemu pada hari Senin (14/8). Ketiganya kompak menyalahkan Israel atas kekacauan dan kekerasan di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang mereka kuasai.
PemimpinPernyataan bersama itu keluar dari Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Raja Yordania Abdullah, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Ketiganya bertemu di kota Alamein, Mesir utara.
Mengutip Arab News, ketiganya kompak menuduh Israel melakukan sejumlah pelanggaran terhadap warga Palestina, termasuk penyerangan oleh tentara Israel di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan secara ilegal menahan uang Palestina.
Mereka juga mengutuk pelanggaran status quo hukum dan sejarah di Yerusalem.
Ketiganya juga menolak setiap upaya untuk membagi Masjid Al-Aqsa secara temporal atau spasial. Sebagai gantinya, mereka mendesak kekuatan internasional untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang serius.
Dalam komunike terakhir pertemuan tersebut, ketiga pemimpin itu mengatakan solusi yang adil dan komprehensif untuk perjuangan Palestina adalah kunci stabilitas di kawasan itu.
Kekacauan di Tepi Barat
Beberapa bulan terakhir merupakan salah satu periode paling mematikan dalam sejarah konflik antara Palestina dan Israel. Tercatat lebih dari 160 warga Palestina telah tewas akibat serangan tentara Israel sepanjang tahun ini di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Situasi ini merupakan hasil dari pendekatan garis keras terhadap warga Palestina yang diterapkan oleh pemerintah ekstremis sayap kanan baru Israel yang mulai berkuasa Desember lalu.
Bulan Januari lalu, Israel menahan US$39 juta milik pemerintah Palestina dan menyuntikkan dana tersebut ke program kompensasi untuk keluarga korban Israel dari serangan militan Palestina.
Pertemuan ketiga negara pada hari Senin bertujuan untuk membahas perjuangan Palestina di tengah dinamika keamanan di wilayah Palestina yang diduduki Israel. Dampaknya terhadap kondisi regional dan internasional juga turut dikaji.