Kisah inspirasi ini berasal dari salah satusahabat terbaik saya, ia adalah Yuni Erviany. Gadis yang lahir di Pontianak, 5 Juni 1996 ini menyimpan sebuah mimpi yang sederhana. Dengan keterbatasan ekonomi, ia tumbuh menjadi seorang gadis yang mandiri yang tak kenal lelah untuk berusaha. Selepas menamatkan pendidikannya di bangku sekolah, ia bangkit untuk membantu keluarganya keluar dari tingginya himpitan ekonomi. Mimpinya itu berawal dari hobi nya dalam menjelajah, mendaki bukit-bukit ataupun gunung di Kalimantan Barat. Ketika SMA ia termasuk ke dalam kelompok Siswa Pecinta Alam (SISPALA) SMAN 4 Pontianak.
Di ektrakulikuler tersebut ia semakin mengembangkan minatnya. Ketika SMA pun ia sudah terbiasa melakukan perjalanan jauh. Dari hobinya tersebut ia berhasil meraih juara dalam perlombaan lintas alam yang diadakan oleh salah satu sekolah di Kota Pontianak.Awalnya ketika ia memutuskan untuk menjadi anggota SISPALA ia mengaku bahwa kedua orang tuanya tidak setuju. Terlebih karena ia adalah anak perempuan yang menurut orangtuanya tidak seharusnya mengikuti ekstrakulikuler tersebut. Tetapi dengan niat yang kuat dan kecintaannya pada alam membuat ia berkeras diri dan menyakinkan kedua orang tua nya bahwa ini adalah pilihannya. Dan keluarganya pun kemudian meberikan kebebasan padanya asalkan masih di atas kewajaran.
Ketika lulus sekolah, ia bekerja sebagai SPG di salah satu Department Store di Ayani Mega Mall Pontianak. Gajinya yang tidak seberapa membuat ia harus menguras otak untuk mengatur keuangannya sendiri. Gaji yang ia dapat kemudian ia kumpulkan dan sebagian diberikan kepada ibunya untuk menambah biaya keperluan sehari-hari. Sebagian lagi ia tabung untuk biaya perjalanannya nanti. Ia mengatakan awalnya ia merasa berat dan kesulitan dalam mengatur keuangannya sendiri. Uang yang di dapat seringkali ia gunakan bila ada keperluan mendadak. Sehingga membuat dirinya harus pandai-pandai mencari alternatif lain agar uang yang ia gunakan untuk perjalanan tidak terpakai terus menerus.
Ketika ia sedang tidak berkerja atau mempunyai waktu luang ia menyempatkan diri untuk melakukan perjalanan ke daerah-daerah, entah itu mendaki bukit ataupun sekadar pergi ke pantai. Daerah-daerah yang pernah ia kunjungi diantaranya Kota Singkawang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Bengkayang dan yang paling jauh adalah ke Pulau Jawa. Ketika biaya untuk traveling di rasa cukup, ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Dengan berbekalkan tas ransel ia memulai petualangannya kembali.
Bersama teman-temannya ia pergi untuk mendaki gunung ataupun sekadar menjernihkan pikirannya ke pulau-pulau eksotis. Gunung-gunung yang pernah ia daki diantaranya Gunung Bawang yang terletak di Kab. Bengkayang , Gunung Poteng dan Gunung Passy yang berada di Kota Singkawang , serta Gunung Raya yang terletak di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Ia mengatakan bahwa gunung tertinggi di Kalimantan.
Sedangkan pulau-pulau yang pernah ia kunjungi yakni 3 pulau yang ada di kecamatan sungai raya kab. Bengkayang yaitu Pulau Randayan, Pulau Kabung, Pulau Lekumutan dan pulau semesakterletak di seberang pantai gosong Kabupaten Bengkayang , Kalimantan Barat.. Serta beberapa air terjun yang pernah ia singgahi yakni air terjun berawat, air terjun riam merasap di kecamatan sanggau ledo kab. bengkayang, air terjun tikalong yang terletak di Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak, air terjun entugun di kab sekadau , air terjun poteng di Kota Singkawang , dan masih banyak lagi. Akhir bulan kemarin ia baru saja pulang dari perjalanannya di Jawa Tengah. Disana ia mengunjungi banyak tempat di Jogja salah satunya saat pertama kalinya menjejakkan kaki di Candi Borubudur. Ia juga mengaku bahwa Jogja memiliki tempat-tempat yang menarik, yang membuatnya semakin terpacu untuk mengetahui keindahan alam dan tempat-tempat menarik lainnya di Indonesia.
Adapun suka duka yang ia rasakan ketika melakukan perjalanan. Sukanya adalah ketika sudah mencapai tempat tujuan pendakian dan melihat hamparan rumput hijau ataupun bukit-bukit yang berjejer rapi menjadikan itu sebagai penyemangat untuk melakukan perjalanan, kemudian sukanya ia bisa berkumpul bersama teman-teman dalam menyalurkan hobi menjelajah mereka. Ada kebanggaan tersendiri ketika berhasil melakukan pendakian ke gunung-gunung di tempat yang ia datangi.
Adapun dukanya ketika ia ingin melakukan perjalanan ia tidak mempunyai uang, ketika ada uang tetapi ia tidak memiliki waktu luang. Ketika hujan turun, menyebabkan ia harus bertahan di hutan dan mencari tempat berteduh di bawah pohon, menurutnya itu merupakan hal yang paling sulit karena selain harus berhati-hati ia harus menahan dinginnya suhu saat itu. Menginap di dalam hutan bukanlah hal yang menyenangkan ia harus tetap waspada ketika malam akan datang, karena bisa saja ada bahaya yang menanti seperti kehadiran binatang buas di sekitaran camp mereka.
Berikut motto hidupnya yang ia pegang sampai sekarang, yakni “Bertravelling-lah selagi masih muda tetapi dengan aturan-aturan yang berlaku. Jangan pernah menaklukkan alam karena alam bukan untuk ditaklukkan tetapi untuk disyukuri keindahannya. Bertravelling-lah sejauh engkau inginkan, tetapi jangan lupa kembali kepada tempat pertama kali kau berpijak, tanah airmu.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H