Saat memasuki bulan Ramadhan atau bulan puasa, maka tidak dipungkiri kalau pengeluaran untuk makanan akan bertambah. Mau tidak mau begitulah tradisinya. Karena setiap orang akan membeli makanan pembuka berupa minuman dan makanan manis, atau yang biasa disebut takjil. Kalau di hari biasa, tidak ada pengeluaran untuk membeli makanan ini maka di bulan ramadhan ada pengeluaran tambahan.Â
Setidaknya itulah yang terjadi di kampung saya. Ada beberapa tetangga yang berlebihan saat membeli makanan pembuka puasa, bahkan sampai ada yang berhutang dulu. Kalau kata mereka sih, "karena sudah berpuasa maka buka dan sahurnya harus yang enak-enak". Makanan enak-enak dalam hal ini adalah daging dan ayam, padahal kalau di bulan-bulan biasanya makannya hanya tempe, tahu dan ikan.
Saya tahu, sebenarnya di dalam Islam tidak diajarkan untuk makan makanan yang berlebihan saat berpuasa. Setahu saya, buka dengan kurma dan air putih juga sudah cukup. Kemudian, makan nasi seperti biasanya. Tapi itulah tadi ya namanya juga tradisi. Ada juga yang bilang "karena sudah puasa jadi makannya harus yang bergizi". Lagi-lagi makanan bergizi ini terdiri dari daging dan ayam. Padahal tempe, tahu, telur, ikan dan sayur-sayuran (makanan sederhana) juga ada gizinya.
Baiklah, anggap saja kita mengikuti tradisi itu. Toh, ini juga hanya sebulan. Tapi alangkah baiknya kita mengatur pengeluaran saat bulan puasa supaya tidak "membengkak". Sebenarnya, karena bawaan lapar jadi semua ingin dibeli. Seperti pengalaman saya beberapa Minggu yang lalu. Sepulang kerja dan kondisi lapar, saya mampir ke minimarket untuk belanja bulanan.Â
Saya tidak makan karena saya pikir tanggung, nanti saja di rumah. Tapi apa yang terjadi? Saat saya ke tempat makanan, banyak ide masakan yang muncul di kepala saya dan melihat kemasan makanan itu enak kalau dimakan. Akhirnya saya banyak membeli yang sebenarnya saya tidak butuh dan tentu saja hal ini membuat pengeluaran saya jadi "membengkak".
Dari pengalaman saya itu, saya akhirnya mengamati teman-teman saya yang berpuasa. Saat siang hari mereka merencanakan akan beli ini dan itu, mau buka pakai ini dan itu, intinya sih pada akhirnya akan banyak makanan dan minuman yang dibeli. Ketika membeli juga mereka sangat semangat, tetapi pada saat tiba waktunya buka, hanya sebagian kecil makanan dan minuman yang dimakan, karena perut sudah tidak cukup lagi. Akhirnya sisa makanan masuk kulkas, tapi kalau yang tidak tahan lama, di lempar ke tempat sampah begitu saja. Hmm..sayang sekali kan.
Itu sih, bahayanya belanja saat lapar. Hehe..berikut 2 tips sederhana supaya uang belanjamu tetap "aman" di bulan puasa ini:
1. Buat rencana belanja pada malam hari
Kamu tipe orang yang belanja harian, mingguan atau bulanan? Apapun tipenya, buatlah perencanaan tentang menu buka puasa dan sahur pada malam hari. Ingat ya, MALAM hari saat perutmu sedang kenyang. Perencanaan ini bisa kamu buat setelah pulang dari tarawih. Setelah buah menu buka dan sahur, tentukan apa saja yang dibutuhkan dalam menu itu. Misalnya kamu akan berbuka dengan kolak pisang, maka yang kamu butuhkan adalah pisang, santan, dan gula merah. Tulis daftar belanjaanmu ini di kertas atau catatan handphone. Untuk menu ini sebenarnya bisa kamu buat untuk seminggu atau bahkan sebulan. Jadi kalau mau belanja tinggal lihat menunya.
Kalaupun kamu tidak mau memasak, tetap rencanakan besok mau buka dengan apa dan belinya dimana.
2. Bawa uang secukupnya dan ikuti daftar belanja