Mohon tunggu...
Swazta Priemahardika
Swazta Priemahardika Mohon Tunggu... lainnya -

Sering berhayal ketika minum kopi,..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Nyanyian Rindu Semusim (2)

25 Maret 2015   15:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:02 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ilustrasi/Kompasiana (kfk.kompas.com)

Mungkinkah kau merindukannya?
Merindui jejak kaki yang terhapus di pantaimu
Merindui sunset usang yang terukir di bibir karang,
Entahlah, hatimu hanya sejenak kusinggahi
Sejak anak kepiting menggigit ujung jari
Kau riang tertawa, melihatku mengaduh menari

Ternyata aku yang tersiksa merinduimu, teman
Merekam bias temaram, sepotong sisi lainku kelam
Kau terdiam, saat utuh purnama urung kusandingkan
Di pantaimu, rajutan mimpi kuhanyutkan

Sosoknya hadir di bibir pantaimu, tiba-tiba
Datang tak terduga, menagih janjimu yang terlupa
Mengalirikan kenanganmu dari hulu hingga muara
Kau biarkanku terbuang, terlempar debur gelombang
Tergulung, tertelan ombak maha dahsyat
Di pantaimu, kau torehkan perih menyayat

Anak kepiting itu mentertawakanku,
Tapi ia tak menggigit lagi seperti dulu
Mungkin telah patah dua capit tajamnya
Sepertiku di matamu, yang bukan lagi siapa-siapa


Kebumen, 25 Maret 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun