Mohon tunggu...
Swazta Priemahardika
Swazta Priemahardika Mohon Tunggu... lainnya -

Sering berhayal ketika minum kopi,..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lanskap Senja yang Ternoda

7 Maret 2015   18:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:01 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita akhiri saja kisah ini
Cinta tak layak diperdebatkan, bukan?
Saat kata-kata kau paksa bersaksi
Hatiku rapuh bersandar, robohkan satu sisi
Hatimu resah terbelah, terus mencari
Laksana pengelana yang tersesat
Jiwa kita terseret menuju sekarat

Bahkan, aku dan kau kerap lupa tentang kita
Cermin di ruang cinta telah hancur berkeping
Isyarat tak kuasa berontak, kita bergeming
Peluh-peluh kita menetes, senyum tersungging
Romansa ini terlalu murahan, sayang
Tak pantas tembang cinta kita dendangkan

Kita sudahi saja kembara maya ini
Semayamkan geliatnya sebelum kita mati
Meski terhanyut kenangan sesaat hari ini
Tak perlu kita abadikan di lembar prasasti

Sketsa Bulanku biarlah hilang
Aura gemintangmu biarlah padam
Luka cinta kan membeku di lanskap senja
Saat ruh kita berpulang pada akhirnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun