Mohon tunggu...
Swazta Priemahardika
Swazta Priemahardika Mohon Tunggu... lainnya -

Sering berhayal ketika minum kopi,..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dewi

13 Maret 2015   13:26 Diperbarui: 9 Februari 2016   12:03 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rinduku mendadak tawar
Terhimpit tak berasa, lalu buyar
(mungkin) kau memang masih disana
Mengalirkan doa-doa, menguliti kata

Hari-hari kita mulai asing, Dewi
Kau iyakan setengah meyakini
Kuaminkan, meski separuh hati mati
Ahh, mengapa kau menyiksaku, Dewi

Kau maknai sisa-sisa cinta di peraduan
Lembar cerita kau tutup usai kau terjemahkan
Selarik isyaratku tak mampu lagi kau baca
Menggantung beku di kalbumu, merana

Sketsa yang kupahat di  langit mimpimu
Seketika luruh menjelma riak di mataku
Rasanya tak butuh waktu lama lagi, Dewi
Nelangsa kan meraja di singgasana hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun