Rinduku mendadak tawar
Terhimpit tak berasa, lalu buyar
(mungkin) kau memang masih disana
Mengalirkan doa-doa, menguliti kata
Hari-hari kita mulai asing, Dewi
Kau iyakan setengah meyakini
Kuaminkan, meski separuh hati mati
Ahh, mengapa kau menyiksaku, Dewi
Kau maknai sisa-sisa cinta di peraduan
Lembar cerita kau tutup usai kau terjemahkan
Selarik isyaratku tak mampu lagi kau baca
Menggantung beku di kalbumu, merana
Sketsa yang kupahat di langit mimpimu
Seketika luruh menjelma riak di mataku
Rasanya tak butuh waktu lama lagi, Dewi
Nelangsa kan meraja di singgasana hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H