Mohon tunggu...
Swazta Priemahardika
Swazta Priemahardika Mohon Tunggu... lainnya -

Sering berhayal ketika minum kopi,..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

{DEAR PPA} Dewi Kesunyian

2 Maret 2015   00:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425204511397740624


Nomor Peserta 63

Pesonamu tersembunyi di balik tumpukan kata
Jejakmu terbaca, meski (masih) sulit kumakna
Jemarimu lincah menyusun miliaran aksara
Serasa tak habis tinta, menari di ujung pena

Imajimu terasah setajam pedang
Liar terpancar, menabuh genderang perang
Laksana Drupadi di padang Kurusetra
Menantang Bisma dengan busur gandewa di tangannya

Kaulah Dewi Kesunyian
Mencumbui kata di kelopak sepi malam
Mengurai aroma rasa tak bertuan
Menikam sekian perih yang menghujam di kenangan

Kaulah Dewi Kesunyian
Serangkum kisahmu lunglai, jiwamu terbantai
Akankah diammu tawarkan derita?
Sepasukan luka pun masih terbekap di kepala

Hapuskan saja semua, Dewi
Tawa riang pagi (masih) sedia menanti
Biarkan dia menggenggamu gapai Matahari
Sebelum Bulan mengajakmu singgahi malam (lagi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun