Mohon tunggu...
Swazta Priemahardika
Swazta Priemahardika Mohon Tunggu... lainnya -

Sering berhayal ketika minum kopi,..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Menunggu Waktu (Diam)

15 Mei 2015   00:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika hidup itu siang
Dan mati adalah malam
Dimana aku berpijak sekarang?
Dingin pagi buta tak lagi kusapa
Geliat siang hari kubiarkan pergi

Semesta lingkar waktu tak pernah kutahu
Ketika jejak bayang masih saja kupunguti
Serasa tiada waktu telah terlewati
Aku tak kemana-mana, masih di tempat semula

Entahlah,
Senja pun masih muram usai terganti malam
Dan gugus gulita tak tahu mesti berbuat apa
Waktuku makin susut dan menyempit
Masihkah kutunggu setangkup niat kan terbit?

Jika hidup itu siang
Dan mati adalah malam
Menunggu itu mestinya bukan hanya diam
Menunggu itu tahu apa yang mesti dilakukan

Entahlah,
Sekarang pun aku sedang menunggu
Menunggu malam berganti siang
Menunggu siang terjemput malam
Menunggu waktu dan kembali diam

Kebumen, 15 Mei 2015 (sp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun