2. Apakah ada yang bertahan dari kepentingan pemilik modal?Â
Sebuah media pastinya akan membutuhkan sumber pendanaan agar operasionalnya tetap berjalan dengan lancar, namun, bisakah suatu stasiun media tetap menjaga ke independensiannya tanpa harus mementingkan kepentingan pemilik modal dibandingkan kepentingan publik? Jawabannya adalah tentu bisa, jika perusahaan tersebut tidak serakah dan lebih mementingkan kepuasan publik dibanding kepentingan pribadi. Salah satu contohnya adalah dengan membuat sumber pemasukan penadaan yang bervariasi dan tidak monoton seperti crowd-funding, membuat acara yang hanya bisa diakses ketika pelanggan sudah berlangganan, dan bahkan membuat iklaniklan yang bervariasi.Â
"Dalam praktiknya, kepemilikan media selalu berarti kontrol terhadap konten yang didistribusikan kepada publik dan infrastruktur di mana konten itu dapat diakses. Meskipun terdapat unsur kepemilikan, kebijakan media seharusnya menjamin bahwa konten media akan selalu terbuka untuk diawasi oleh publik, dan aksesibilitas publik terhadap infrastruktur media dibuat seterbuka mungkin". Jadi, meskipun media pastinya selalu memiliki unsur kepemilikan pemilik modal yang sudah tidak bisa di hilangkan lagi, sebuah stasiun media harus tetap menjaga kualitas dari setiap konten yang diunggah dan disajikan, karena biasanya, sebuah stasiun media lebih cenderung untuk tidak memperhatikan poin poin kecil di dalam penerbitan sebuah konten dan hanya mengikuti suruhan pemilik modal daripada kepentingan pelanggan setia yang bisa menyebabkan bermuculannya komentar-komentar negatif yang justru akan menjadi bumerang kepada perusahaan dan bisa membuat penurunan pendapatan secara drastis.
 Membuat alternatif platform media lain merupakan suatu hal yang bisa menjadi solusi di dalam isu kepentingan pemilik modal ini. Banyaknya khalayak yang dapat dijangkau oleh media digital dan platform media sosial, dan selain itu juga karena pengeluaran biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan platform-platform tersebut tergolong murah bahkan seringkali tidak ada pengeluaran, membuat penyajian penyediaan alternatif platform media lainnya ini merupakan suatu cara yang bisa membuka ruang agar suatu stasiun media maupun stasiun radio seperti Prambors FM bisa mendapatkan kembali independensinya tanpa mementingkan kepentingan pemilik modal.Â
Daftar Pustaka
 (Nugroho, Siregar, and Laksmi, 2012) - Nugroho, Y., Siregar, MF., Laksmi, S. 2012. Memetakan Kebijakan Media di Indonesia (Edisi Bahasa Indonesia). Laporan. Bermedia, Memberdayakan Masyarakat: Memahami kebijakan dan tatakelola media di Indonesia melalui kacamata hak warga negara. Kerjasama riset antara Centre for Innovation Policy and Governance dan HIVOS Kantor Regional Asia Tenggara, didanai oleh Ford Foundation. Jakarta: CIPG dan HIVOS.
 (Eni Maryani dan Justito Adiprastito, 2018) Literasi.co sebagai Media Alternatif dan Kooperasi Akar Rumput Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 2, Desember 2018, hlm. 261- 276 http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=876874&val=8352&title=Literasico %20sebagai%20Media%20Alternatif%20dan%20Kooperasi%20Akar%20RumputÂ
(Roy Thaniago dan Yovantra Arief, 2014) Jurnal Dewan Pers. Mempertanyakan Independensi Media Edisi No. 09, Juni 2014 https://dewanpers.or.id/assets/ebook/jurnal/90271.jurnal%20edisi9_juni.pdf
 (Helen Vanhurk Sriwati Ningsih Sitorus, 2022) Jurnal Darma Agung 30(1):246 PERANAN PRAMBORS RADIO SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MASSA DALAM MENYAMPAIKAN INFORMASI (STUDI DESKRIPTIF PADA MASYARAKAT DESA NAMO MBELIN DUSUN II KECAMATAN NAMORAMBE)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H