Seperti pepatah mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia, kita dapat mencari segala ilmu pengetahuan serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di penjuru dunia. Dengan sarana membaca, seseorang akan memiliki kualitas atau sumber daya manusia yang lebih unggul daripada orang yang malas membaca.
Akibat kemajuan teknologi yang semakin pesat, generasi milenial atau biasa disebut generasi Z mulai dipengaruhi dampak negatif, yaitu malas membaca. Pasalnya, dengan munculnya gadget sebagai alat komunikasi yang menarik, generasi milenial lebih banyak mengakses berbagai hal melalui smartphone yang dapat terkoneksi internet. Seperti halnya mengakses youtube, menonton melalui aplikasi, chatting, dan lain sebagainya.
Berdasarkan data Perpusatakan Nasional RI pada tahun 2015, "sebanyak 10 persen masyarakat Indonesia yang berumur kurang dari 10 tahun gemar membaca dan 90 persen penduduk lainnya gemar menonton televisi dan tidak suka membaca. Hal itu mengartikan minat baca masyarakat Indonesia yang tergolong rendah."
Hal yang lebih memprihatinkan adalah presentase malas membaca di Pulau Jawa cukup tinggi. Skor untuk Jawa Timur mencapai 33,19%, Jawa Tengah 33,30% dan Jawa Barat mencapai 39,47%. Padahal dalam aspek infrastruktur, akses dan pilihan jauh lebih lengkap dibanding wilayah Indonesia lainnya.
Sangat tidak mudah mengajak masyarakat untuk gemar membaca, terutama dalam dunia pendidikan sehingga akan berakibat terhadap kemajuan bangsa dan negara kedepannya. Orang yang gemar membaca akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dan akan lebih mudak mencapai jenjang pendidikan selanjutnya. Berbeda dengan orang yang malas membaca, biasanya tidak tahu banyak hal, kreativitas tidak berkembang dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
Jangan sampai budaya membaca semakin menurun bahkan menghilang. Karena dengan membaca, otak manusia akan bekerja dan berfungsi lebih keras untuk berinovasi dan terus melakukan suatu hal baru. Bayangkan, jika budaya itu menghilang, bagaimana nasib kemajuan negara Indonesia kedepannya? Indonesia akan kehilangan aset-aset berharga, bahkan tidak ada kemajuan teknologi. atau mungkin akan kembali seperti zaman dahulu? Tentu akan miris, melihat banyak pahlawan yang telah gugur mengahrumkan Indonesia tapi hancur begitu saja akibat malas membaca.
Sudah banyak negara yang mengalami kemajuan akibat aktivitas membaca yang tinggi, IPM mengukur kemajuan tersebut dari bidang pendidikan publikasinya. Pada tahun 2004, Indonesia sempat menduduki posisi 108 Â dari 187 negara didunia dari IPM.
Tantangan serius bagi Indonesia untuk mengejar cita-cita yang diimpikan pak Jokowi, yaitu "Indonesia Emas". Sebagai generasi muda indonesia, kita harus menggerakan budaya membaca sehingga tetap tertanam dan akan terus menjadi budaya Indonesia kedepannya. Dengan gemar membaca, generasi muda akan terus melestarikan budaya nenek moyang dan mengembangkan berbagai karya-karya kreativitas terbaik agar Indonesia terus maju. SEMANGAT MEMBACA GENERASI MUDA INDONESIA!
Pricilla D.P.S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H