Mohon tunggu...
Sabarian
Sabarian Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

Mahasiswa Pascasarjana ilmu Sastra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar, Sebuah Novel Perlawanan oleh Tere Liye

19 Maret 2024   16:18 Diperbarui: 19 Maret 2024   18:07 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar

Karya Tere Liye

Terbit pertama, Februari2024

Jumlah Halaman 371

Novel terbaru karya Tere Liye yang terbit awal bulan februari 2024 ini berjudul “Teruslah Bodoh Jangan Pintar”, bercerita tentang enam orang aktivis lingkungan hidup yang berjibaku dalam menggagalkan izin konsesi korporasi multinasional PT Semesta Mineral & Mining, yang mana disepanjang sejarah perusahaan tambang ini berdiri, telah memakan banyak korban  serta kerusakan lingkungan yang parah. Enam orang aktivis yang menjadi garda terdepan perlawanan tersebut, berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada jurnalis, sutradara, penulis, bahkan pemilik kedai kopi.

Dari ruang persidangan berukuran 3x6 meter, kita diajak berkelana ke beberapa tahun belakang melalui narasi kehidupan para saksi-saksi yang berbentrokan langsung dan merasakan dampak negatif dari PT Semesta Mineral & Mining. Yakni bagaimana sebuah perusahaan tambang dapat menjajah kehidupan masyarakat yang semula harmonis. Mulai dari jatuhnya korban jiwa, wabah penyakit, kerusakan hutan hingga terusirnya masyarakat pribumi dari tanah leluhurnya.

Meski novel ini bergenre fiksi, namun saat membaca buku ini saya melihat gambaran yang dihadirkan pengarang sangat lekat dengan realitas kehidupan yang ada di negara Indonesia sendiri. Yang mana saat novel ini terbit bertepatan dengan musim kampanye. Saya melihat novel ini sebagai bentuk perlawanan dari pengarang terhadap praktik demokrasi yang tengah  terjadi. Tokoh-tokoh rekaan yang di hadirkan pun seperti identifikasi dari beberapa tokoh yang fenomenal di Indonesia sendiri.

Benarkah novel ini merupakan upaya perlawanan Tere Liye sebagai pihak oposisi? Apakah perlawanan para aktivis tersebut berhasil pada akhirnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun