Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar
Karya Tere Liye
Terbit pertama, Februari2024
Jumlah Halaman 371
Novel terbaru karya Tere Liye yang terbit awal bulan februari 2024 ini berjudul “Teruslah Bodoh Jangan Pintar”, bercerita tentang enam orang aktivis lingkungan hidup yang berjibaku dalam menggagalkan izin konsesi korporasi multinasional PT Semesta Mineral & Mining, yang mana disepanjang sejarah perusahaan tambang ini berdiri, telah memakan banyak korban serta kerusakan lingkungan yang parah. Enam orang aktivis yang menjadi garda terdepan perlawanan tersebut, berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada jurnalis, sutradara, penulis, bahkan pemilik kedai kopi.
Dari ruang persidangan berukuran 3x6 meter, kita diajak berkelana ke beberapa tahun belakang melalui narasi kehidupan para saksi-saksi yang berbentrokan langsung dan merasakan dampak negatif dari PT Semesta Mineral & Mining. Yakni bagaimana sebuah perusahaan tambang dapat menjajah kehidupan masyarakat yang semula harmonis. Mulai dari jatuhnya korban jiwa, wabah penyakit, kerusakan hutan hingga terusirnya masyarakat pribumi dari tanah leluhurnya.
Meski novel ini bergenre fiksi, namun saat membaca buku ini saya melihat gambaran yang dihadirkan pengarang sangat lekat dengan realitas kehidupan yang ada di negara Indonesia sendiri. Yang mana saat novel ini terbit bertepatan dengan musim kampanye. Saya melihat novel ini sebagai bentuk perlawanan dari pengarang terhadap praktik demokrasi yang tengah terjadi. Tokoh-tokoh rekaan yang di hadirkan pun seperti identifikasi dari beberapa tokoh yang fenomenal di Indonesia sendiri.
Benarkah novel ini merupakan upaya perlawanan Tere Liye sebagai pihak oposisi? Apakah perlawanan para aktivis tersebut berhasil pada akhirnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H