Mohon tunggu...
Priyono .
Priyono . Mohon Tunggu... karyawan swasta -

life is sharing the simple things

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kuatrin Bisu

1 November 2011   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:12 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap saat adalah hari-hari penantian
Selalu ada sajak-sajak rindu
Lembut, perlahan,
menyentuh, merengkuh setiap nadi-nadi kita
     yang kaku

Setiap langkah jadi beku, ragu-ragu
Selalu coba menari tapi terhenti
Patah, kau tak akan sadari
Di depanmu, aku, selalu

Setiap bait tersublim, kosong, lalu hilang
Selalu tanpa makna ia terbuang
Manusia bicara sajak-sajak tentang
Sampai sekarang aku tetap tak bilang

Pebruari, 2005

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun