Sore kemarin saya akhirnya berkesempatan mendampingi putra saya nonton tv, maklum biasanya saya pulang agak malam. Acara yang ditonton waktu itu adalah film kartun "The Owl" yang ditayangkan oleh salah satu stasiun swasta kita. Saya pikir, ini kan film kartun, jadi sah-sah saja anak saya menontonnya.
Tapi ternyata dalam film itu selalu menyuguhkan adegan-adegan yang menurut saya tidak cocok dikonsumsi anak-anak. Coba cek saja, di setiap akhir adegan, pasti karakter utama -yang digambarkan sebagai seekor burung hantu dengan hanya kepala dan kaki itu- selalu berakhir tragis. Entah matanya yang melotot lalu copot atau kepalanya yang lepas karena terjepit atau tertimpa sesuatu. Dan selalu berakhir seperti itu.
Mungkin sebagian dari kita berpikir, ah itu kan memang film kartun jadi wajar kalau ada adegan seperti itu. Tapi jangan lupa, yang mengkonsumsi itu anak-anak kita yang notabene daya rekamnya sangat kuat. Saya tidak bisa membayangkan kalau tiba-tiba anak kita memegang seekor itik lalu "melepas" kepalanya, karena terinspirasi oleh tayangan-tayangan seperti itu.
Barangkali, kita-lah sebagai orangtuanya yang harus pro-aktif dan protektif terhadap tayangan-tayangan yang tidak ada unsur pendidikannya seperti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H