Mohon tunggu...
Priyono .
Priyono . Mohon Tunggu... karyawan swasta -

life is sharing the simple things

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jadi Bijak Harus Tua Dulu?

1 Maret 2013   06:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:30 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu pertanyaannya tidak bisa dibalik, "jadi tua apakah harus bijak?". Kok rada aneh jadinya.

Jika judul di atas yang ditanyakan kepada saya, tentu jawaban yang paling mudah adalah, "idealnya seperti itu". Maksudnya adalah bahwa semakin tua usia seseorang "seharusnya" semakin dewasa dan bijaksana ia.

Tapi ada kok yang sudah tua tapi masih childish. Ada kok yang umurnya masih muda tapi sudah bijaksana banget.

Kembali lagi ke jawaban paling mudah -idealnya- bahwa semakin banyak seseorang makan asam-garam kehidupan dia lebih punya peluang untuk menjadi bijaksana. Tapi apakah tua pasti bijaksana? Tergantung, apakah dia bisa mengambil pelajaran dari asam-garam itu.

Nah, karena kebijaksanaan itu erat kaitannya dengan cara berpikir, yang proses berpikir itu melibatkan kerja otak, maka disinilah kebijaksanaan itu bisa dilatih.

Idem dengan apa yang ditulis oleh pak Irsyal Rusad, bahwa menurut penelitian otak itu seperti otot. Untuk meng-upgrade-nya dibutuhkan latihan yang kontinyu, sejak dini. Tapi berbeda dengan otot yang memiliki batas maksimal -yang jika dilanggar bisa mengakibatkan cedera- otak tidak akan menjadi rusak karena dirangsang dengan belajar dan berlatih.

Lantas bagaimana kita melatih otak agar dapat berpikir bijak?

Sementara ini, yang saya tangkap dari para senior-senior, untuk langkah awal adalah menahan diri dari marah. Sumpah, kalau untuk yang satu ini susahnya setengah mati! Apalagi untuk saya yang orangnya ngambek'an (hehe, yang ini mudah-mudahan gak ada yang percaya)...

Tapi harus dilatih.

Saat menghadapi suatu kejadian yang "mengharuskan" kita marah cobalah untuk menahannya dulu, jangan langsung dilepas. Kemarahan menghalangi kita berpikir panjang. Namun dengan mencoba menahannya menjadikan kita bisa melihat dengan lebih jernih. Dan pikiran yang jernih akan membuat kita bisa menghasilkan jawaban, balasan, dan reaksi yang tepat.

Jadi jika pertanyaannya, apakah menjadi bijak harus menjadi tua dulu? Jawabannya, tergantung seberapa cepat kita berlatih.

.

___________________________

Salam (mudah-mudahan) bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun