Mohon tunggu...
Priyatno Nugroho
Priyatno Nugroho Mohon Tunggu... profesional -

Pembelajar di @pincoek_peduli | Pembelajar di @sgidompetdhuafa| simple | traveller | backpacker | pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jadilah Pendengar yang Baik

7 Oktober 2012   14:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:07 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13496200951562049988

[caption id="attachment_216797" align="alignleft" width="240" caption="foto : loronginfo.com"][/caption] Setiap kejadian apapun yang ada di dunia ini pastilah ada hikmahnya. Allah menciptakan dua pasang telinga dan satu mulut juga pastilah ada hikmahnya. Allah menciptakan dua telinga dan satu mulut tidak lain karena manusia di tuntut untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Namun pada kenyataannya hal tersebut jauh bertolak belakang. Banyak diantara kita yang sangat mudah sekali untuk berkata-kata, bicara ke sana kemari, namun ketika giliran kita untuk mendengarkan, kita cenderung enggan menjadi pendengar yang baik, kita malah terlalu banyak menuntut orang lain untuk mendengarkan apa yang kita sampaikan.

Sudah menjadi fitrah manusia jika ia ingin selalu didengarkan, itulah salah satu alasan mengapa seni mendengar ini dikatakan sangatlah penting dan wajib kita miliki. Terkadang ketika ada seseorang yang hanya sekedar curhat meluapkan beban hidupnya, ia akan sangat terbantu ketika kita memposisikan diri kita menjadi seorang pendengar yang baik, walaupun kita tidak memberikan sebuah solusi atas permasalahnnya.

Bagi yang berprofesi sebagai seorang guru, seni mendengar pun mutlak dimiliki. Selain menjadi pengajar, seorang guru di tuntut untuk menjadi orang tua kedua, pendidik, dan sahabat bagi peserta didiknya. Terlebih bagi guru yang mengajar anak-anak usia SMP dan SMA. Pada masa-masa seperti ini anak berusaha mencari jati dirinya, terkadang ada siswa yang dia lebih nyaman mengungkapkan apa yang dia rasa kepada teman atau gurunya di bandingkan dengan orang tuanya. Salah kita memberikan saran dan masukan bisa fatal akibatnya untuk masa depan siswa.

Dalam bukuMedidik dengan Tujuh Nilai Keajaiban” karya Freddy Faldi Syukur disebutkan beberapa tips yang bisa digunakan untuk menjadi pendengar yang baik,

1.Silih berganti antara berbicara dan mendengar

Berikan waktu lawan bicara kita menyelesaikan terlebih dahulu pembicaraannya, setelah itu barulah sampaikan pendapat, saran dan lain sebagainya.

2.Memahami pokok pembicaraan

Seorang pendengar yang baik selalu mencoba memahami apa yang disampaikan lawan bicaranya, anda harus faham apa pokok yang sedang di bicarakan, barulah anda bisa memberikan pendapat atau saran yang dibutuhkan oleh lawan bicara anda.

3.Mencari tempat yang tenang

Terkadang ada pembicaraan yang rahasia, hanya anda dan lawan bicara anda saja yang boleh tahu. Coba cari tempat yang kira-kira tenang dan nyaman untuk ngobrol-ngobrol agar pembicaraan lebih rileks dan menyenangkan.

4.Mengendalikan emosi

Sebagai pendengar yang baik, haruslah bisa mengendalikan emosi, kesampingkan dulu ego pribadi.

5.Komunikasi nonverbal

Coba juga menggunakan komunikasi nonverbal, misalkan pada saat berbicara, usahakan anda menatap mata lawan bicara anda dengan lembut dan penuh simpati, perhatikan juga bahasa tubuhnya, apakah dia nyaman atau tidak ngobrol dengan anda,, buat lawan bicara anda senyaman mungkin.

6.Selektif dalam mendengarkan

Saat anda bicara dengan lawan bicara anda, cobalah selektif dalam menyimpan informasi, barangkali ada informasi-informasi yang penting dan sifatnya rahasia.

7.Memberikan respon

Cobalah berikan respon kepada lawan bicara anda, dengan melakukan timbal balik tadi mengindikasikan sejauh mana kita memahami sebuah pembicaraan.

Jadilah guru yang luar bisa, selain seni mengajar yang diasah, seni mendengarkan pun perlu dimiliki oleh seorang guru. Selamat menjadi pendengar yang baik... J

Sumber :

Freddy Faldi Syukur. 2012. Mendidik dengan Tujuh Nilai Keajaiban. Simbiosa

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun