Mohon tunggu...
Priyatno Nugroho
Priyatno Nugroho Mohon Tunggu... profesional -

Pembelajar di @pincoek_peduli | Pembelajar di @sgidompetdhuafa| simple | traveller | backpacker | pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ayahku Menakjubkan

17 Oktober 2012   16:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:44 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rambut yang mulai memutih, namun guratan wajahnya tetap menyimpan gurat ketegasan. Seorang lelaki yang mendidik aku dan adikku dengan nilai-nilai kesederhanaan. Hanya dengan tindakan, tanpa banyak bicara, begitulah ayahku mendidikku. Ayah mendidik seperti itu bukan karena tanpa alasan, ayah ingin melihat anak-anaknya tidak bermental manja dan cenggeng dalam menjalani hidup.

Bagiku, ayah merupakan sosok yang luar biasa, sejak umur 18 tahun beliau sudah merantau jauh ke kota sebrang, meninggalkan mbah kakung dan mbah putri di kampung. Ayah merupakan anak sulung dari delapan bersaudara, dengan kondisi seperti itu ayah harus bisa mandiri dan memandirikan adik-adiknya saat itu. Oleh karenanya beliau memilih untuk merantau mencari harapan yang lebih cerah di luar sana. Saat merantau ayah bekerja sekaligus menyelesaikan sekolahnya yang tertunda. Berbagai pekerjaan pun pernah dicoba, mulai dari tukang asongan di kereta api, buruh serabutan, sampai menjadi pesuruh di Departemen Pekerjaan Umum yang akhirnya berkat ketekunan dan kesabarannya dalam menjalani setiap proses yang Allah berikan, ayah diangkat menjadi PNS disana.

Masih ingat nasihat ayah waktu aku masuk kuliah, beliau lah yang mengajari untuk selalu menjadi orang yang sederhana dan terus berbagi walaupun itu sedikit nilainya. Ayahlah yang pontang panting mencari pinjaman untuk bisa menghantarkanku melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Dari hasil tabungan dan usaha kecil-kecilan yang ayah rintis. Berkat kegigihan ayah, akhirnya aku bisa masuk perguruan tinggi negeri dan lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Ayah, merupakan sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…

Dia harus tetap terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.

Dan dia adalah yang orang pertama dan selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..”KAMU BISA” melakukan apa yang sudah kamu putuskan. Dari seorang Ayah saya banyak belajar, tentang arti sebuah tanggung jawab. Ayah memang bukan orang yang ekspresif mengungkapkan sesuatu, namun dibalik diamnya aku yakin rasa cintanya besar sekali untuk anak-anaknya. Bagiku Ayah adalah seorang pahlawan, pahlawan keluarga yang telah berhasil menyelamatkan anak-anaknya dari kebodohan....

Doaku selalu mengalir untukmu...

Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa...

Ayahku memang menakjubkan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun