Mohon tunggu...
Pretty Backpacker
Pretty Backpacker Mohon Tunggu... wiraswasta -

Love traveling and exploring new places

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pulau Sentosa vs Teluk Benoa

27 November 2014   16:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:42 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pulau Sentosa di Singapura bukan lagi nama asing di Indonesia. Bahkan, sebagian masyarakat menengah keatas di Indonesia sudah pernah mengunjungi pulau tetangga kita itu. Pulau ini ditata sangat menarik bagi wisatawan. Untuk menginjakkan kaki ke pulau Sentosa, wisatawan dapat memilih untuk datang menggunakan kereta gantung, monorel, atau angkutan darat. Setibanya di pulau ini, pengunjung dapat memilih wisata apa yang ingin dilakukan. Intinya, pulau ini menyediakan apapun yang dibutuhkan oleh wisatawan. Bagi anak muda yang ingin menguji adrenalin, ada Universal Studio yang menyajikan beragam wahana. Mulai dari wahana yang membuat jantung hampir copot hingga suasana romantis. Jika ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, bisa datang ke water park yang sangat atraktif. Bagi pecinta wisata alam juga dapat memuaskan gairahnya di pulau ini. Yang ingin mencoba peruntungannya silahkan datang ke kasino. Kalau capek dan ingin beristirahat, disediakan beberapa hotel berbintang yang berada di pulau ini. Bagi yang memiliki budget terbatas, sekedar berjalan-jalan mengitari pulau ini sudah memberikan kepuasan tersendiri.

Sepertinya sempurna sekali ya, Pulau Sentosa ini. Sebuah pulau yang terpisah dari daratan utama dan merupakan lokasi wisata yang sangat terintegrasi. Singapura hanya memiliki satu pulau yang menarik ini, namun tiap harinya ratusan masyarakat Indonesia, yang notabene memiliki ribuan pulau, menghabiskan uangnya di tempat ini.

Pulau ini tidak berdiri dengan sendirinya. Tempat ini awalnya terdiri dari beberapa pulau yang masing-masing hampir tenggelam akibat abrasi air laut. Dengan melakukan reklamasi, akhirnya dibentuklah Pulau Sentosa ini. Memang ada yang harus dikorbankan demi pembangunan ini. Harbour Front dan Pangkalan militer Inggris yang mempunyai peran besar dalam sejarah Singapura harus dihancurkan demi pulau impian ini. Namun hasilnya kini, begitu banyak manfaat yang diperoleh Singapura, baik dalam segi pariwisata maupun peningkatan ekonomi masyarakat.

Hingga saat ini Indonesia belum memiliki tempat wisata yang terintegrasi maupun “mencengangkan” dari sisi teknologi. Kawasan wisata yang ditawarkan di Indonesia hampir semua mengedepankan keindahan alam ataupun kekayaan budaya tradisional. Harapan akan tempat wisata terintegrasi ada pada Teluk Benoa di Bali.

Teluk Benoa yang berada di selatan Bali ini akan disulap menjadi tempat wisata terintegrasi berskala internasional. Akan dibuat beberapa pulau baru di kawasan ini menggunakan proses reklamasi. Selanjutnya di kawasan tersebut akan dibangun hotel dan resort, tempat wisata, serta gelanggang olah raga. Sebuah tempat pertunjukan seni juga akan didirikan di tempat ini untuk menampilkan kekayaan budaya Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya. Toleransi beragama di Indonesia akan diwujudkan dengan dibangunnya tempat ibadah 5 agama resmi di Indonesia. Transportasi antar pulau-pulau baru tersebut akan menggunakan kereta gantung yang memungkinkan wisatawan menikmati keindahan alam dari atas ketinggian. Kawasan ini juga dibangun dengan tujuan mengurangi dampak bencana alam serta iklim global dengan membangun hutan magrove seluas 438 Ha.

Setiap kali berkunjung ke tempat baru, aku selalu ingin mencicipi kehidupan asli masyarakat setempat. Ingin merasakan budaya dan kebiasaan tempat baru, menjalani kehidupan baru untuk beberapa saat. Sayangnya, Pulau Sentosa tidak mampu menyajikan ini. Semua pembangunan di Pulau Sentosa ditata secara modern, bahkan berkiblat ke dunia barat. Tidak ada rasa Asia disana. Membuatku bingung, siapa suku asli yang dahulu menghuni daerah ini?

Hal ini tidak akan ditemukan di Teluk Benoa. Budaya Bali yang sangat kental akan mewarnai pembangunan modern di Teluk ini. Pura kecil di setiap sudut, pohon kamboja di tepi jalan, hanya contoh kecil dari ciri Bali yang paling menonjol. Wisatawan akan disuguhi wisata modern namun dipadu dengan budaya Bali yang sangat eksotis. Konsep wisata semacam ini pasti mampu mengalahkan pesona tempat wisata lain di kawasan ASEAN.

In the end, semoga revitalisasi Teluk Benoa ini bukan sekedar mimpi di siang bolong.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun