Mohon tunggu...
Preti Eka
Preti Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Menyukai kajian sains khususnya fisika, dan suka belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Galaksi Andromeda Tetangga Galaksi Bima Sakti

26 April 2024   23:02 Diperbarui: 26 April 2024   23:05 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tidak asing lagi bukan dengan Galaksi Bima Sakti atau yang disebut juga Milky Way. Galaksi Bima Sakti merupakan galaksi yang didalamnya terdapat Tata Surya dimana matahari sebagai pusatnya yang dikelilingi oleh planet-planet pada porosnya, termasuk bumi. 

Dengan kata lain Galaksi Bima Sakti adalah galaksi kita. Namun tau kah kamu bahwa galaksi Bima Sakti memiliki tetangga yang massanya lebih besar dari galaksi Bima Sakti sendiri? Galaksi ini disebut Galaksi Andromeda yang mempunyai jarak sekitar 2,537 tahun cahaya terhadap Galaksi Bima Sakti, dengan massa sekitar1,5 triliun kali massa matahari dan diameter kurang lebih 220.000 tahun cahaya, sedangkan massa Galaksi Bima Sakti sekitar 1 triliun kali massa matahari dan diameter kurang lebih 100.000 tahun cahaya.


cdn.medcom.id
cdn.medcom.id

Galaksi Andromeda biasa dikenal dengan nama Messier 31 atau M3 nama ini merujuk pada katalog astronomi yang dibuat oleh Charles Messier, seorang astronom Prancis pada abad ke-18. Fakta menarik mengenai Galaksi Andromeda bisa kita lihat dengan mata telanjang di saat malam hari dengan kondisi langit tanpa gangguan polusi cahaya, galaksi ini berbentuk spiral sama seperti Galaksi Bima Sakti. Jaraknya galaksi ini kurang lebih 2,5 tahun cahaya dan terletak dibagian utara langit dan berada kurang lebih 42 derajat di bagian utara garis khatulistiwa langit.

Menurut pakar astronomi Galaksi Andromeda terbentuk ketika debu dan awan gas mulai mengumpul dan ditarik gaya gravitasi sekitar 10 miliar tahun yang lalu. Proses ini membutuhkan waktu selama ratusan juta tahun dan akan menghasilkan pembentukan bintang-bintang yang terkumpul dalam gumpalan dan kemudian membentuk struktur spiral seperti Galaksi Bima Sakti

Pembentukan lengan spiral Andromeda melibatkan interaksi gravitasi yang kompleks antara materi yang ada dalam galaksi. Selama miliar tahun Galaksi Andromeda tumbuh melalui akreasi (Pertumbuhan fisik) dan berinteraksi dengan galaksi lain dalam Grup lokal, Diperkirakan dalam 4 miliar tahun Galaksi Andromeda dan Bima Sakti akan mendapat fenomena tabrakan Galaksi yang dramatis, menghasilkan deformasi (pembentukan atau pembongkaran), penggabungan, dan pembentukan Galaksi baru yang lebih besar. 

Tabrakan gravitasi ini merupakan fenomena alami dalam evolusi galaksi dan memberi wawasan tentang interaksi gravitasi, evolusi gravitasi dan struktur kosmik. Melalui studi yang berlanjut, para ilmuwan berharap untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pembentukan dan evolusi Galaksi Andromeda serta Galaksi-Galaksi lain dalam alam semesta.

Galaksi Andromeda sama halnya dengan Galaksi kita, terdapat banyak bintang didalamnya yang diperkirakan sekitar 1-1,5 triliun bintang, hal ini menjadikannya sebagai galaksi yang memiliki bintang paling banyak yang dapat kita amati sekarang. Bintang-bintang ini tersebar di sepanjang lengan spiral galaksi, mereka membentuk struktur yang sangat indah dan sangat kompleks. Karena jumlah Bintang yang banyak ini memberikan kesempatan bagi para astronom untuk mempelajari evolusi bintang, formasi sistem planet serta perkembangan dan dinamika galaksi secara keseluruhan.

Selain memiliki banyak Bintang, fakta lainnya Galaksi Andromeda ini juga dikelilingi banyak lubang hitam atau Black Hole. Lubang hitam ini mempunyai massa yang sangat besar (supermassive) yang terletak di pusat galaksi dengan massa 100 juta hingga 1 miliyar kali massa matahari kita. Lubang hitam ini sangat mempengaruhi struktur dan evolusi galaksi tersebut. Serta terdapat juga lubang hitam dengan massa yang lebih kecil yang terbentuk melalui ledakan bintang (Supernova).


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun