Mohon tunggu...
Presty Wulandari
Presty Wulandari Mohon Tunggu... -

Perempuan biasa yang ingin lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain........

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siti Nurbaya Masa Kini....

3 Oktober 2010   19:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:45 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang terlintas tentang Siti Nurbaya....??

Sebuah cerita tentang kasih tak sampai, cerita yang sangat apik dikarang oleh Marah Rusli terbitan Balai Purtaka di era 1920 an. Dengan latar belakang adat budaya Minangkabau, novel ini berkisah tentang percintaan sepasang kekasih, Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang gagal karena keadaan dan budaya pada masa itu. Siti Nurbaya dipaksa menikah dengan saudagar kaya tapi sudah tua yang bernama Datuk Maringgih. Kisah cinta yang berakhir tragis karena Mba Sitinya bunuh diri....ah tak perlu diceritakan tentang kisah cintanya Mba Siti ini, karena seluruh Indonesia juga tau siapa Mba Siti Nurbaya ini.

Pada masa itu memang tak ada gadis yang berani menentang orang tuanya apalagi masalah jodoh, meskipun umurnya masih belasan tahun orang tua sudah mempersiapkan jodoh untuk anak gadisnya kelak, itu yang pernah dikatakan oleh nenek saya ketika bercerita tenatng masa mudanya.

Sekarang budaya perjodohan sudah mulai berkurang, hampir semua anak gadis menentang perjodohan, mereka selalu bilang "ini bukan jaman Siti Nurbaya....." atau seperti lagunya Dewa 19....Cukup Siti Nurbaya yang mengalami pahitnya dunia....katakan ho...pada mama ho....cinta bukan hanya harta dan kasta.....ah jadi keterusan nyanyi.

yach....tak ada orang tua yang ingin melihat anaknya sengsara, meski mungkin orang tuanya Siti hanya melihat dari kacamata materi semata. Segalanya butuh uang tapi uang bukan segalanya, hari gini siapa yang  tak butuh uang bahkan di jaman sekarang ini telah muncul manusia-manusia yang mendewakan uang, mereka pikir dengan uang bisa membeli segalanya, tak salah jika ada orang tua yang menjodohkan anaknya karena uang, mungkin orang tuanya tak mau melihat anaknya hidup kekurangan.

Dalam cerita Siti Nurbaya sang kekasih Samsul Bahri tak sanggup untuk mempertahankan kekasihnya hingga akhirnya Siti harus Menikah dengan lelaki tua bangka yang kaya raya...Siti anak yang berbakti pada oarang tua.

Saya jadi teringat teman saya Mawar (bukan nama sebenarnya), jam sebelas malam dia lari dari rumahnya dan mengetok pintu kamar saya sambil menangis....Mawar adalah anak dari Ibu kost, dia memang tak secantik Luna Maya, meski hidup di kota tapi ternyata mawar tak seperti gadis lain yang suka pakai rok mini, mawar lebih suka pakai rok panjang dan membiarkan rambutnya terurai dengan bando yang tak pernah lepas dari rambutnya yang panjang itu, Mawar yang manis...dia seumur denganku meski dia tidak kuliah dan dia rela hanya sebagai buruh pabrik selepas lulus SMA nya.

Mawar seperti Siti Nurbaya dan bukan anak yang menentang orang tua dan dia juga tak kuasa ketika lamaran kekasihnya ditolak oleh orang tuanya karena kekasihnya itu adalah seorang duda yang beranak dua, tak ada yang salah dengan keasihnya Mawar dia adalah salah seorang Manajer di tempatnya bekerja, Mobil ada, rumah punya, duit pun tak kekurangan...alasan orang tua Mawar hanyalah karena kekasihnya seorang Duda sehingga lamarannya malam itu di tolak.

Yach....orang tua memang sosok yang harus selalu dihormati, menetangnya berarti durhaka. Bahkan dalam salah satu hadist disebutkan Sorga ada di telapak kaki Ibu.

Jika Siti Nurbaya dipaksa menikah dengan Datuk Maringgih karena harta, kenapa temanku tidakdoleh menikah dengan kasihnya seorang Duda yang kaya raya?

Menetang orang tua adalah durhaka, mempertahankan cinta....apa itu juga salah? Ah...jadi teringat lagunya ST 12 "Cinta TakDirestui..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun