Tahu adalah jenis makanan yang memiliki nilai gizi, mengandung protein dengan bahan dasar kacang kedelai. Pembuatan tahu pada Industri tahu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga dapat memberi dampak negatif karena limbah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan perairan.
Pengolahan tahu akan menghasilkan buangan atau sisa yang disebut dengan limbah. Limbah tahu merupakan sisa pengelolaan kedelai yang terbuang karena tidak terbentuk menjadi tahu. Limbah tahu berwujud padat dan cair. Limbah bentuk padat merupakan kotoran hasil pembersihan, sisa bubur yang biasa disebut ampas tahu, sedangkan hasil pencucian tahu, berupa limbah cair. Limbah yang dominan terbuang yaitu dalam bentuk cair dan berpotensi mencemari perairan karena limbah cair tersebut berbau.
Jacinda Shankara Batari, seorang siswi kelas 5 MIN di Kediri adalah Finalis Olimpiade Sains Kuark 2023 menjelaskan,”Di Desa Banaran Kota Kediri, tempat saya tinggal terdapat dua Industri tahu yang pembuangan limbah cair nya langsung ke sungai ”. “Sungai di depan rumah sudah tertutup rapat dengan cor semen sehingga sulit untuk melihat kondisi perairan sungainya, sedangkan lokasi Industri lainnya, untuk pembuangan limbah cair tahu mudah untuk diamati kondisi perairannya” Imbuhnya sembari menuju sungai belakang Industri tahu dan mempersiapkan peralatan untuk pengerjaan projek finalis OSK (Olimpiade Sains Kuark).
Industri tahu yang berlokasi di desa Banaran memiliki sistem pembuangan limbah cair yang langsung menuju ke perairan sungai melalui pipa besar. Air sungai yang tercampur secara langsung dengan limbah cair tahu akan menjadi keruh dan tercemar.
“Saya akan mengambil sampel air sungai di tiga titik. Yang pertama, air di aliran sungai sebelum tercampur limbah cair tahu. Titik kedua, air sungai yang tercampur dengan limbah cair tahu dan yang terakhir titik ketiga, air di aliran sungai sesudah tercampur atau terkena limbah cair tahu” Jelas Jacinda.
Setelah pengambilan sampel air sungai di tiga titik, akan dilakukan pengukuran derajat keasaman atau nilai pH dari masing-masing titik. Dalam pengukuran pH air dapat menggunakan alat pH meter untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat daripada menggunakan kertas lakmus.
Hasil pengukuran nilai pH didapat derajat keasaman yang rendah 4,21 pada titik kedua, yaitu dimana air sungai tercampur langsung oleh limbah cair tahu. Sedangkan kualitas air yang baik memiliki nilai pH bekisar 6-8. Apabila nilai terlalu rendah maka air tersebut bersifat asam dan menjadi tanda bahwa air tersebut sedang tercemar oleh bahan kimia.
Pengamatan tentang dampak limbah cair tahu terhadap pH air sungai dapat memberikan manfaat antara lain, memberikan ilmu bagi kita dan siswa lain tentang dampak limbah cair tahu terhadap kualitas air sungai terutama nilai pH, serta memberikan solusi pada para pengusaha industry tahu agar dapat melakukan pengelolaan limbah cair tahu terlebih dahulu.
Kesimpulannya, limbah cair tahu yang akan dibuang kesungai, sebaiknya ada proses pengelolaan limbah untuk mengurangi dampak negatif pada kualitas pH air dan biota perairan.