Mohon tunggu...
Presley Hariandja
Presley Hariandja Mohon Tunggu... lainnya -

Mengamati masalah-masalah sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harmoni Komunitas, Ketika Peti Rahasia Terbuka

21 Juli 2011   01:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam lingkungan berbagai komunitas-sosial yang baru mulai tumbuh, atau yang sudah eksis sekali pun, selalu saja membutuhkan ketentuan dan tata aturan - fundamental, untuk menjaga kelanggengan konsep pembenaran sepihak dalam persfektif tindak perilaku serta pemikiran kelompok.
Artinya, setiap individu yang tergabung pada satu komunitas, harus tunduk pada tata aturan 'metodologi' pembenaran tadi. Bahkan, ketika komunitas itu beranggotakan orang-orang sakti sekali pun, yang bersatu - bersepakat dan berkumpul pada satu gubung yang disebut partai.

Yang menjadi perhatian adalah, dalam komunitas para orang sakti rata-rata orang-orangnya memiliki semacam penyakit kegilaan kronis bin akut yang menyeluruh; gila kekuasaan, gila uang, gila hormat, gila memimpin, dst. Maka tak heran, meski para orang sakti bernaung di tempat yang sama, pada saat tertentu ada kalanya mereka saling adu ilmu secara diam-diam maupun terang-terangan; ajang penentuan orang sakti paling mumpuni.

Biasanya pemenang orang sakti paling mumpuni tadi, adalah orang maha-sakti yang paling banyak menguasai jenis-jenis ajian japa mantra penakluk suara kebenaran. Misalnya; ajian japa mantra BLBI; ajian japa mantra kasus Bank Century; ajian japa mantra wisma atlet; ajian japa mantra cek perjalanan; ajian japa mantra ujug-ujug kelalen - mendadak tidak ingat apa-apa; ajian japa mantra mendadak sakit karena loro pikir, dan berbagai japa mantra yang tidak mengenal dharma.

Pada saat-saat tertentu para orang sakti gemar sekali mengeluarkan suara-suara aneh.
Jika hanya diperhatikan sepintas, mungkin akan terdengar sangat berisik, tidak beraturan alias kacau-balau. Suara-suara gaduh mereka terdengar seperti saling serang, saling mengeksploitasi kebobrokan yang lain, saling menggunakan tipu-daya politik dalam politik.
Tetapi jika dicermati dengan seksama suara-suara itu ternyata mempunyai keteraturan, kesamaan bunyi menghasilkan dengung nada kolusi; pertengkaran terorganisir yang mengkamuflase keadaan, salah satu langkah akumulasi politik dari sekian banyak langkah para orang sakti.
Dan ternyata, di balik layar para orang sakti --- memang benar-benar saling melindungi kepentingan diri sendiri serta kelompoknya dan menjaga rahasia-rahasia yang lain.

Konon, ada sanksi bagi setiap orang sakti yang berani merusak harmoni mars; satu suara komunitas mereka.
Ia yang lancang, berani bersuara tidak sesuai nada irama semestinya, atau bersuara tidak pada tempat dan bagiannya, sehingga menyebabkan timbulnya nada sumbang akan dihukum oleh para orang sakti yang lain.
Kalau Ia bersikukuh tidak mau menerima hukuman, tiba-tiba saja para orang sakti yang lain pasti bakal berubah memusuhi, mengkambing hitamkan, dan menyerangnya beramai-ramai tanpa ampun.

Pengganggu atau penyebab disharmoni itu, dengan keputusan bulat tentu akan secepatnya mereka singkirkan, meski itu adalah anggota komunitas sendiri.
Caranya bisa macam-macam, misal; pelanggarnya dikucilkan, diungsikan ke tempat jauh - diperintahkan untuk tidak pulang hingga keadaan kondusif, atau malah dimasukkan bui secara bersama-sma.
Karena bagi komunitas pelanggar komitmen adalah pendosa super berat, yang dapat membongkar tuntas adanya indikasi pelanggaran berbagai dosa kolektif.

Pada sisi lain, hal yang sangat miris pun terjadi. Ketika para orang sakti sibuk saling adu kekuatan dengan mengusung panji-panji kepentingan, gelombang energi negatifnya terpental-pental tidak terkontrol. Dampaknya luas membuat masalah baru, mempengaruhi kondisi sosial di sekitarnya jadi labil. Lalu, tanpa disadari akhirnya peti rahasia itu terbuka oleh kesaktian mereka masing-masing.

---------
"Kita semua tau, hukum Tuhan YME, tertulis dalam hati setiap manusia," kata orang bijaksana.
---------

210711.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun