Mohon tunggu...
Wage Rudlof Gunarto
Wage Rudlof Gunarto Mohon Tunggu... Konsultan - Penyuka tempe

Penyuka Dan brown,||pengagum Sidharta mukerje|>,infectious diseases tisu |🕊twitter@sinjahreem,||pemerhati lelembut.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Pesolek

6 April 2022   18:29 Diperbarui: 6 April 2022   18:32 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Urutan,runtutan tuntunan

Melompat pagar seringkali jadi kebiasaan

Keaadaan salalu di salahkan

Tak perlu risau bila ikuti aturan

Bayangan tak bercermin

Pesolak selalu di kedepankan

Anjuran cuman penghancur perbedaan

Apalah daya bunga melati  tetap semerbak

Tiupan terompahpun memabukan kaum pesolek

Bagai dinding bata yang di ambil tiap harinya

Biji2 melati kelihatanya

Bunga bangkai aslinya

Surat Tuhan di baca bak penulisnya

Kata bijak sangkakala selalu jadi dilema

Mocopat syafaat bak laju delman tanpa tujuan

Semestapun tertawa dangkal

Kandungan bangkai di telan bagai melati

Sinaran temaran adanya

Ruhpun meronta ronta tak tahan

Bila masih terkunkum metavora pencitraan

Tak usahlah melompat pagar

Karena duri atau jurang belum tampak

Mungkin dinamit,mungkin juga penyakit

Usah di ungkit bila tak mau bangkit 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun