Mohon tunggu...
Wage Rudlof Gunarto
Wage Rudlof Gunarto Mohon Tunggu... Konsultan - Penyuka tempe

Penyuka Dan brown,||pengagum Sidharta mukerje|>,infectious diseases tisu |🕊twitter@sinjahreem,||pemerhati lelembut.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuda Poni

18 Maret 2022   17:50 Diperbarui: 18 Maret 2022   19:50 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Satu dekade lalu kuda2 di pacu

Jadi symbol kelangan kelas atas

Kuda2 pacu yang ini tak ada yang garang

Gagahpun tidak,pemenang sudah di tentukan

Sepatu,kesehatan kuda2 di pertontonkan

Tapi du hari pacuan

Ada yang tiba2 sakit ingatan

Ada juga yang cacingan....

Masa sudah berlalu akan kuda pacu

Lima belas tahun lalu bergeser ke polo

Sama aja medianya"kuda"

Warna kuda memang beda,tapi penunggangya

Tetap sama,mantan2 pemilik kuda pacu

Tapi semakin rame sekarang

Bisa adu kekuatan,tim punya funs fanatik

Boleh teriak,boleh hoax demi sebuah kemenangan

Permain ini dua tahun ke depan di mulai

Dari media cetak sampai Toa rame di perbincangkan

Semakin rame,saling pukul bola 

Semakin riuh sorak sorai moneypulasi

Tak apa itulah permainan,mengaduk emosi

Keberpihakan,sesekali pemilik kuda 

Membuat si kuda gaduh di kandangnya

Gagahnya sang kuda di perlihatkan 

Itulah daya jual,permainan keras ini

Bagi penonton yang gontok2an

Itu sebuah pembelaan buta

Pemilik clubpun tertawa bertepuk senang

Mereka menuangkan shampange di gelas

Buih2 akan terangkat tanda kesempatan

Botol2 bejajar menuangkan ke gelas2

Yang mana yang kosong..

Guna memabukkan bagi para penontonya

Tak ada pemenang di permainan ini

Yang ada hanyalah kesepakatan

Deal2 kuda bertukar kandang itu saja

Siapa yang pintar 

Menyebembunyikan niatan,mabuk kekuasan

Itulah pemenangnya 

Penonton hanyalah bahan bakar 

Tak ada bekas bila kompetisi ini berakhir

Yang yang tersisa hanyalah abu kebodohan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun