Mohon tunggu...
Wage Rudlof Gunarto
Wage Rudlof Gunarto Mohon Tunggu... Konsultan - Penyuka tempe

Penyuka Dan brown,||pengagum Sidharta mukerje|>,infectious diseases tisu |🕊twitter@sinjahreem,||pemerhati lelembut.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babi Ngepet

9 Maret 2022   17:11 Diperbarui: 9 Maret 2022   17:24 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cuaca di kota bogor mendung,2 x ini raka menginjakkan kakinya di kota bogor,kali ini di ajak temen di sebuah perumah elite guna ketemu salah satu pemegang saham batubara.

Sampailah mereka di depan rumah yang mevah,raka dan fajar belum di ijinkan masuk rumah tersebut,akhirnya mereka memutuskan menunggu di mobil,batang demi batang sudah memenuhi tenggorakn serta paru2.hampir 30 menit belum ada ijin masuk dari pemilik rumah.raka putuskan untuk tidur sejenak di dalam mobil ,fajar masih menikmati sebatsnya dengan penuh nikmat,dalam kenikmatan menghisap rokok, fajar bangunin aku dengan maksa,ka ka bangun ka..liat di sanping mobil ka cepet bangun.

Rakapun gelagapan terbangun karena teriakan fajar yang ketakutan,liat ka cepetan liat ada anak sapi,akupun terkejut dalam hati masa di cluster mewah kayak gini ada anak sapi berkeliaran  gede putih memerah kulit mahklukntersebut,fajar lebih teriak lagi allohuakbar ka ka ..liat kepalanya ka...fajar menendang pintu mobil agar supaya anak sapi tsb pergi.

Kena pintu mobil bukane pergi malah menyeringai melihat kami,gusti kepala sapi ini manusia..alloh mahkluk apa ini siang bolong kayak gini....( kami pusing,mul,duniabterasa gekap)

Setelah melihat ke kami mahkluk ini tiba2 pergi dalam hitunga detik,kamipun masih ingat wajah mahkluk ini,kami berdua keluar dari mobil menghirup udara, kaki masih tak kuat menahan ketakutan ,masih gemetaran .untung gak ngompol.

Kami duduk di aspal sambil melihat sekitar takut tiba-tiba mahkluk tsb mendatangi kami lagi.nafas belum teratur ,kami ambil rokok dulu agar bisa tenang nikotin dalam rolok membantu pikiran kami tenang untuk beberapa saat.

Terdengarlah suara dari ajudan pemilik rumah mencari2 kami agar,kami segera ketemu dengan pemilik rumah.kami ceritakan kejadian tersebut ke ajudan tsb ,bapak ini malah tertawa terbahak.

Akhirnya kamipun di persilakan ke samping rumah guna menunggu sang tuan rumah sambil ngopi2,dari balik lorong Rumah yang besar mrwah munculah wajah yang tak asing yang sepersekian jam tadi kami berdua liat berbadan sapi ,kali ini berwujud manusuia sempurna,dengan badan atletis ,jauh dari kata tua buncit.

Kamipun tak nyaman untuk memulai pembicaraan dengan terbata2 fajar mencarikata2 yang agar tidak  menyinggung beliau agar pembicaran ini kita tunda untuk waktu yang belum bisa di tentukan.beliaupun dengan senyum manis tidak apa2 anak muda,mungkin belum waktunya kita saling kerjasama.

Dan akhirnya kamipun berpamitan pulang di sampailah di portal kami kekuar cluster mevah tersebut mahkluk itu ada lagi menampaknan dirinya sambil tersenyum,senyum yang sama dengan orang yang bilang "belum waktunya bekerjasama".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun