Mohon tunggu...
Yanuarius 15
Yanuarius 15 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa UNAIR senang mencari tahu

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Banjir di Perumahan Pondok Wage Indah 2: Ketika Curah Hujan Tingi Menguji Ketahanan Lingkungan

28 Desember 2024   19:30 Diperbarui: 28 Desember 2024   18:55 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lapagan: Sumber (Dokumen Pribadi)

Pada tanggal 24 hingga 26 Desember 2024, Perumahan Pondok Wage Indah 2 di Sidoarjo dilanda banjir parah akibat curah hujan yang tinggi. Selama tiga hari berturut-turut, hujan deras mengguyur wilayah tersebut, menyebabkan genangan air yang tidak kunjung surut hingga mencapai ketinggian 50-70 cm di beberapa titik. Peristiwa ini menjadi perhatian masyarakat setempat dan menyoroti perlunya mitigasi bencana yang lebih baik di kawasan tersebut.

Berdasarkan keterangan dari beberapa warga setempat, banjir ini bukan yang pertama kali terjadi. Bapak Ahmad, salah satu warga yang telah tinggal di perumahan ini selama lebih dari 15 tahun, menjelaskan bahwa penyebab utama banjir adalah buruknya sistem drainase di kawasan tersebut. "Air hujan tidak dapat mengalir dengan baik karena saluran yang tersumbat oleh sampah. Ditambah lagi, permukaan tanah di sini memang lebih rendah dari daerah sekitarnya," ujarnya.

Selain masalah drainase, tingginya intensitas hujan juga memperburuk kondisi. Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan selama periode tersebut mencapai lebih dari 150 mm per hari, jauh di atas ambang batas normal. Kondisi ini menunjukkan adanya pola cuaca ekstrem yang perlu diantisipasi di masa mendatang.

Dampak Banjir bagi Warga

Banjir yang melanda Perumahan Pondok Wage Indah 2 membawa dampak signifikan bagi kehidupan warga. Aktivitas sehari-hari terganggu, kendaraan terendam air, dan beberapa rumah mengalami kerusakan. Ibu Siti, seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kesehatan anak-anaknya. "Air yang menggenang membawa banyak kotoran dan limbah, sehingga kami khawatir akan risiko penyakit seperti diare dan demam berdarah," katanya.

Di sisi lain, warga juga mengalami kerugian ekonomi. Banyak dari mereka yang tidak dapat bekerja selama banjir berlangsung, terutama mereka yang bergantung pada pekerjaan di luar rumah. Selain itu, kebutuhan pokok seperti makanan dan air bersih menjadi sulit didapatkan, sehingga beberapa warga harus mengandalkan bantuan dari pihak luar.

Pelajaran dari Peristiwa Ini

Banjir di Pondok Wage Indah 2 memberikan pelajaran penting tentang perlunya mitigasi bencana yang lebih baik. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil langkah untuk meningkatkan kapasitas drainase dan melakukan normalisasi saluran air di kawasan tersebut. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga harus ditingkatkan untuk mencegah penyumbatan saluran air.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), disebutkan bahwa bencana banjir sering kali disebabkan oleh kombinasi faktor alam dan manusia. Salah satu kutipannya berbunyi, "Selain curah hujan tinggi, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan turut memperparah dampak banjir." Kutipan ini relevan dengan situasi di Pondok Wage Indah 2, di mana sampah yang menumpuk menjadi salah satu pemicu utama terjadinya banjir.

Langkah untuk Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun