Bahasa merupakan wujud dan alat yang mendasar untuk berkomunikasi antar individu. Penggunaan bahasa mulai dari bahasa baku sampai tidak baku pun akan tetap melekat di kesehari-harian dalam beraktivitas. Keberagaman bahasa pun berhubungan dengan banyak situasi dan fungsi dan dengan sehubungan perkembangan waktu, bentuk bahasa dapat berbentuk beberapa variasi akibat keberagaman sosial budaya dan keberagaman fungsi budaya.
Menurut Alwasilah (1985), slang memberikan suatu fungsi dalam memperkaya bahasa dalam komunikasi dari kata kata lama dengan makna yang baru. Penggunaan slang juga ditemukan dan digunakan menyesuaikan dengan budaya sosial yang dibentuk dalam kebiasaan yang tumbuh pada masyarakat. Slang yang menjadi perwujudan hasil daya temu kebahasaan, kerap digunakan oleh para generasi muda dalam penyebutan yang menyebutkan gagasan dalam istilah-istilah yang ceria dan biasanya digunakan oleh kelompok kelompok sosial dalam mempererat komunikasi dan pendekatan antar individu.
Moelyono (2013) menyebutkan bahwa slang sendiri dapat digolongkan sebagai bahasa tidak baku yang bersifat musiman dan slang juga dapat digunakan oleh kelompok remaja atau kelompok masyarakat dalam berkomunikasi yang bersifat intern agar kelompok diluar mereka tidak paham dengan obrolan yang sedang dilontarkan.
Beberapa contoh kata slang :
- Sabi merupakan kata slang dari kata Bisa. “Sorry bro, gue lagi gak sabi nih..”
- Bokap, Nyokap merupakan kata slang dari Ayah, Ibu. “Gue takut nyokap gue marah nih..”
- Doku merupakan kata slang dari Uang atau Duit. “Duh, boleh pinjem doku ga? 50 ribu aja...“
Kata kata slang berikut merupakan contoh penggunaan kata slang yang telah menjadi bentuk interaksi komunikasi antar individu yang berspesifik kearah generasi muda sesuai dengan penggunaanya sebagai bahasa sehari-hari. Kata-kata ini kerap digunakan di saat kumpul bersama sebagai alat mempermudah percakapan antar kawula muda. Tentu kata-kata slang ini pun diturunkan secara generasi ke generasi melalui kebiasaan, gaya bahasa yang terus turun-temurun dan selalu digunakan oleh kelompok sosial remaja.
Namun penggunaan bahasa gaul atau slang ini, seiring berjalannya waktu terus bertambah dan hampir setiap kata slang sudah dimodifikasi supaya sesuai dengan penggunaan bahasa dalam perbincangan di era modern ini. Beberapa kata memiliki makna dan arti yang sama tetapi penyebutan cenderung diplesetkan menjadi kata yang lebih mudah untuk dikatakan. Tidak hanya diplesetkan namun lebih banyak kata yang dibalik-balik dan disingkat agar terdengar lebih gaul dan mengikuti perkembangan zaman sekarang.
Contoh bahasa slang yang dimodifikasi :
- Sans, kata ini merupakan kata slang dari Santuy, dan berdasar dari kata Santai. “Serahin kerjaannya ke gue aja bro! Sans!”
- Cipet atau Nyipet, kata ini merupakan kata slang dari Copet atau Nyopet, dan berdasar dari kata Curi atau Mencuri. “Kejar bro! Doi nyipet doku gue!”
- Sokin, kata ini merupakan kata slang dari Sok, dan berdasar dari kata Sini. “Sokin cuy, ngopi duls kite!”
Perkembangan zaman mulai dari lingkungan sampai pengaruh luar pun menjadi akibat berubahnya penggunaan gaya bahasa dalam percakapan sehari hari. Kata slang ini pun akan selalu turun kepada generasi selanjutnya karena secara tidak langsung, bahasa yang digunakan sudah melekat dan menjadi budaya dalam kelompok tertentu, begitu juga di daerah tertentu. Penggunaan kata slang pun dinilai tidak terlalu berubah di generasi generasi sebelumnya, melainkan hampir dari penggunaan kata slang ini menjadi gaya bahasa yang unik dan contoh yang konkrit bagaimana bahasa memiliki bentuk yang luas dan beragam namun makna yang tersampaikan tetap memiliki artian yang sama. Dengan bentuk keberagaman budaya pada bahasa menunjukan betapa krusialnya bentuk bahasa sebagai alat komunikasi para manusia dalam melaksanakan aktivitas di hidup masing masing individu.
Sumber :
Antoro, Martinus Dwi. 2018. Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Slang Dalam Majalah HAI Edisi Januari - Juni 2017. Universitas Sanata Dharma. Diakses pada 30 Oktober 2021. https://repository.usd.ac.id/30304/13/141224037_full%20edit.pdf
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI