Mohon tunggu...
Preman Pasar
Preman Pasar Mohon Tunggu... -

I want to tell her that I love her a lot, But I gotta get a belly full of wine. -The Beatles-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hukuman Untuk Pemuja Cinta: Taik Kucing

6 Agustus 2010   02:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terakhir sebelum kutupuskan untuk menyusul Ksatria ke Bali, dia ngasi aku lagu ini, “Waiting in Vain - Bob Marley.” Setelah itu betul-betul gak ada kontak lagi dengannya--telpon gak pernah diangkat, sms pun tak dibalas. Gak pernah lagi kudengar kabarnya: seperti ditelan bumi. 
Dia bahkan gak tau aku di Bali. Sungguh menyakitkan.

Mungkinkah Ksatria terlalu lama menunggu? Atau mungkin dia mengira bahwa aku gak pernah sungguh-sungguh? 
Kuakui memang sampai sekarang aku gak pernah mengungkapkan, gak pernah menyatakan kata bau busuk ‘cinta’ itu padanya.
Pernah kudengar laki-laki berkata, “berikan kepastian pada perempuan, maka mereka pun tenang--walau berbohong”. Mungkin ini yang belum pernah kau terima dariku wahai Ksatria. Tapi sungguh aku mau membuat semua ini memiliki akhir, aku mau kau jadi yang terakhir.

Tak bisa kujanjikan untukmu sesuatu yang belum kupunya: belum bisa kunyatakan padamu cinta.


Tapi apalah guna kukatakan semua ini di kompasiana. Ksatria tak tau aku di Bali, dia gak tau kalau aku menginginkannya. Sebaliknya aku gak tau entah dimana dia skarang, tak punya kesempatan untuk mengatakan semua ini padanya.

Udah sebulan lebih aku disini, pengangguran belum dapat kerja. Sementara persediaan uang menipis, melamar jadi satpam pun tak diterima.

Catatan:
Dan sekarang semua ini terasa seperti hukuman buatku. Hukuman bagi orang yang terlanjur memuja dan percaya cinta. Tapi apa memang begini kah adanya?
Hukuman bagi orang yang percaya CINTA adalah TAIK KUCING! Menderita sakit sengsara sendiri, mau mati rasanya!

Catatan ke-2:
Aku kok jadi macam perempuan begini..

Catatan ke-3:
Apa aku jadi preman lagi aja ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun