Mohon tunggu...
PRECILIA PUTRI JP
PRECILIA PUTRI JP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Negeri Malang. Bertempat tinggal di Kota Malang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dollar Amerika Anjlok Hari Ini! Bagaimana Dampak terhadap Ekspor Indonesia?

18 Oktober 2022   14:09 Diperbarui: 18 Oktober 2022   14:14 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini melemah. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang diluncurkan pada Hari Jumat pekan lalu baru terasa dampaknya di dalam negeri mulai minggu ini. Jebloknya nilai tukar rupiah sebesar 0,39% ke Rp 15.353/US$, adalah level terlemah setelah 2 tahun terakhir ini.

Dikutip dari data Kurs Dollar hari ini, Selasa (11/10/2022), dolar AS berada di level tertingginya pada Rp 15.353 dan terendahnya Rp 15.222. Mata uang Kota Singa melemah terhadap rupiah secara harian dan mingguan. Kemudian pergerakan dolar AS terhadap yuan China menguat. Sebesar Rp. 2.140. Bank sentral AS (The Fed) akan terus menaikkan suku bunga dengan agresif. Oleh karena itu, Presiden The Fed wilayah Chicago, Charles Evans, memaparkan ada konsensus yang kuat suku bunga akan berada di kisaran 4,5% pada Maret 2023, dan akan terus ditahan di level tersebut. Dimana hal ini, akan memicu kenaikan sebesar 125 basis poin lagi dari level saat ini 3% - 3,25%.

Mengendalikan inflasi merupakan tujuan yang sangat penting untuk saat ini, namun akan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat tingginya suku bunga yang dapat mendorong perekonomian ke dalam resesi.

"Pada akhirnya, inflasi adalah hal yang paling penting untuk dikendalikan. Itu pekerjaan utama. Stabilitas harga dapat meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di masa depan," kata Evans seperti dilansir CNBC International.

Dikutip dari Jurnal Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.7 NO.1, JULI 2013., berdasarkan hasil analisis regresi jangka panjang, kami menemukan bahwa nilai tukar memiliki dampak negatif yang besar terhadap ekspor Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa apresiasi (kenaikan) nilai tukar menyebabkan penurunan ekspor Indonesia. Akibat perlambatan ekonomi di negara-negara target, negara-negara tersebut telah mengurangi permintaan barang dan jasa dari Indonesia. Penurunan ini tentunya berdampak pada penurunan ekspor Indonesia. Pada titik ini, kita harus mempertimbangkan negara-negara yang menjadi pasar non-tradisional seperti Amerika Latin, Timur Tengah dan Afrika, di mana masih ada ruang untuk pertumbuhan ekonomi untuk merangsang permintaan produk dalam negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun