Jumlah stunting di Indonesia masih sangat tinggi hingga saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya peran dari pemerintah maupun keluarga dalam mengawasi pertumbuhan pada anak. Secara global, berdasarkan data UNICEF dan WHO angka prevalensi stunting di Indonesia menempati urutan tertinggi ke-27 dari 154 negara yang memiliki data stunting. Statistik PBB 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting, dimana 6,3 juta merupakan anak usia dini atau balita stunting adalah balita Indonesia.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang lambat akibat kekurangan gizi. Stunting ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak dengan standar yang sudah ditetapkan oleh menteri di bidang kesehatan. Penyebab utama stunting di antaranya, asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah karena kurangnya pengetahuan orang tua, sosial ekonomi yang rendah, lingkungan yang tidak sehat serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan. Selain tinggi badan dibawah standar, stunting juga bisa berdampak pada kecerdasan anak dan menimbulkan penyakit seperti, diabetes, obesitas, penyakit jantung, kanker, dan disabilitas di usia tua.Â
Mengapa di Indonesia masih banyak anak yang mengalami stunting?Walaupun pemerintah Indonesia telah membuat program gizi seimbang, tetapi kurangnya kesadaran masyarakatlah yang menjadi tantangan terbesar dalam menangani stunting. Masyarakat banyak yang mengabaikan masalah stunting pada anak, padahal kita harus memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat mewujudkan generasi emas di masa yang akan datang. Beberapa faktor yang menyebabkan stunting pada anak, diantaranya :Â
a. Kurangnya Asupan Pada Ibu Hamil
Melansir dari WHO ( World Health Organization ), sekitar 20 persen stunting sudah  terjadi saat bayi berada dalam kandungan. Gizi pada ibu hamil sangat mempengaruhi  kesehatan janin yang dikandung. Jika asupan gizi yang dimiliki ibu hamil tidak mencukupi, maka kondisi janin akan berkurang kesehatannya.
b. Pola Makan Yang Tidak Seimbang
Anak yang tidak mengonsumsi buah dan sayur dengan seimbang dan teratur dapat menyebabkan asupan gizi dan nutrisi yang kurang pada anak. Hal tersebut dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
c. Lingkungan Yang Kotor
Air yang kotor, lingkungan yang kumuh dan tidak pernah dirawat dapat menghambat pertumbuhan pada anak. Lingkungan yang kotor akan menimbulkan bakteri yang menyebabkan munculnya penyakit.
d. Ekonomi Yang Kurang Stabil