Kitab ini berlatar ketika orang Israel telah kembali dari pembuangan di Babel. Akan tetapi, meskipun mereka telah tinggal beberapa tahun di Yerusalem, Rumah Tuhan (Bait Allah) masih saja merupakan puing-puing. Sehingga akhirnya melalui nabi Hagai, Tuhan mengingatkan mereka dengan pertanyaan bernada sindiran, yang bisa kita baca di ayat ke-empat.
Bercermin dari latar belakang tersebut sudah berapa lama kita mengenal Tuhan dan menerima Tuhan sebagai juru selamat pribadi anda? Dan bagaimana relasi kita dengan Tuhan hari ini?
Apakah bait Allah dalam hidup kita sudah dibangun semakin hari semakin kokoh dan indah dihadapan Tuhan? Ataukah hingga hari ini kita masih biar kan bait Allah dalam hidup kita tetap menjadi reruntuhan?
Mungkin ada yang berpikir demikian: hubungan saya dengan Tuhan gitu gitu saja, tetapi keadaan saya hari ini baik baik saja kok? Apakah memang perlu untuk saya membangun bait Allah dalam hidup saya?
Firman Tuhan dalam kitab Hagai terutama pada pasal pertama ayat 5 dan 6, menceritakan keadaan bangsa Israel saat itu. Bangsa Israel saat itu dalam keadaan baik tetapi bukan kondisi terbaik yang bisa mereka nikmati. They are doing Ok but not at their best!
Bagaimana denganmu? Apakah saat ini dalam keadaan baik tetapi anda merasa bahwa ini bukan kondisi terbaik anda?
Ungkapan dalam Firman Tuhan "Perhatikanlah keadaanmu!", merupakan pesan yang juga tepat untuk kita praktekkan. Jujurlah menilai kehidupan kerohanian kita. Firman Tuhan menulis kata kata aktif seperti: naiklah - bawalah - bangunlah. Membangun bait Allah dalam kehidupan pribadi kita memerlukan upaya aktif. Menjalin relasi dengan Tuhan serupa dengan membangun bangunan, perlu ketekunan dan konsistensi, perlu daya dan upaya. Saat kita membangun relasi pribadi dengan Tuhan, maka Tuhan berkenan dan akan menyatakan kemuliaan Nya.
Ayat kesembilan dari kitab Hagai yang pertama merupakan summary tentang kondisi bangsa Israel  yang tidak berada dalam keadaan terbaiknya karena bangsa Israel membiarkan rumah Tuhan tetap menjadi runtuhan dan sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
Pada pasal kedua, Tuhan menguatkan hati semua yang bekerja dalam pembangunan Rumah Tuhan. Perhatikan! demikianlah firman Tuhan; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu. Kira kira enam ratus tahun kemudian Matius 1:23 menuliskan:
Pesan yang serupa, terpisah ratusan tahun, pesan itu berbunyi: "Allah menyertai kita." Pada kitab Hagai, Firman Tuhan berbunyi: "bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu. " Pesan ini sangat menguatkan! Tuhan tahu perjalanan dan proses yang harus dilalui tidak mudah sehingga Tuhan berfirman, Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu. Jangan takut karena Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu.
Pesan tahun baru dan pesan natal yang saya renungkan dari Firman Tuhan bernada serupa, yaitu Aku ini (Tuhan Yesus) menyertai kamu. Pesan Natal yang saya renungkan dapat dibaca pada tulisan saya sebelumnya di Kompasiana yang berjudul Aide De Camp.
Pesan untuk perjalanan di tahun yang baru:
1. Bangunlah Rumah Tuhan dalam hidup kita dan bersama perkenanan Tuhan, hiduplah dalam potensi terbaikmu.
2. Jangan takut! Bekerjalah! Sebab Tuhan Yesus menyertai kamu dan Roh Tuhan tetap tinggal di tengah-tengahmu.
Happy New Year 2025!
Selamat memasuki tahun 2025 yang berkemenangan.
Jangan takut! Sebab Tuhan Yesus selalu menyertai kamu..
=p.adi=
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H