Mohon tunggu...
P. Adi
P. Adi Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta teh dan kopi yang selalu mencari kesempatan untuk menjadikan hidupnya berkat bagi orang lain.

Penulis adalah suami dari seorang istri dan ayah dari dua orang putri. Dengan latar belakang sebagai akademisi, penulis menemukan sukacita dalam membantu orang lain menemukan makna kehidupan mereka bersama Tuhan Yesus. Penulis berkomitmen kepada Tuhan Yesus untuk mengunggah tulisan yang bersumber dari kebenaran Firman Tuhan setiap hari Senin pagi dan Kamis pagi. Melalui kanal ini, penulis ingin bersama-sama membangun kehidupan yang benar didalam Tuhan Yesus!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komentar Orang

4 November 2024   05:00 Diperbarui: 4 November 2024   07:25 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mazmur ini ditulis oleh Raja Daud saat sedang berada dalam salah satu momen kelam dalam hidupnya. Mazmur ini ditulis ketika Daud lari dari kejaran Absalom, anaknya.

Mazmur 3:1-3 TB
[1]  Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya. [2] Ya Tuhan, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku; [3] banyak orang yang berkata tentang aku: ”Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” Sela

Mari kita mencoba sejenak membayangkan sekilas situasi Daud pada saat itu. Raja Daud mengalami perubahan yang begitu drastis terjadi dalam perjalanan kehidupannya.Dari kehidupan yang nyaman dan penuh kemewahan di istana menjadi hidup dalam kejaran dan bersembunyi di padang gurun. Dan saat itu ada beraneka ragam omongan orang yang melemahkan didengar oleh Raja Daud. Banyak orang yang berkata tentang Daud, bahwa tidak ada pertolongan Tuhan bagi Daud (Mazmur 3:3). Mazmur Daud mencatat bahwa banyak orang yang melontarkan ucapan yang melemahkan itu.

Mazmur 3:4-5 TB
[4] Tetapi Engkau, Tuhan, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. [5] Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela

Sikap hati Daud sungguh luar biasa. Daud memiliki pengenalan kepada Tuhan.Daud tidak mendengarkan perkataan orang banyak itu! Tetapi Daud berseru dengan yakin bahwa Tuhan-lah  yang melindungi Daud.  Bukan hanya itu, Daud yakin bahwa saat dia berseru, Tuhan akan menjawab dia.  Daud memilih percaya kepada kasih dan kesetiaan Tuhan dibanding menerima/percaya perkataan banyak orang.

Mazmur 3:6-8 TB
[6] Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab Tuhan menopang aku! [7] Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku. [8] Bangkitlah, Tuhan, tolonglah aku, ya Allahku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.


Pengenalan Daud sejak masa mudanya membuat Daud percaya kepada Tuhan lebih daripada perkataan orang. Kepercayaan kepada Tuhan ini membuat Daud memiliki ketenangan sekalipun tantangan masih nyata. Mazmur Daud menulis bahwa Daud bisa berbaring lalu tidur, sebab Tuhan yang menopangnya. Saat ancaman datang mengepung, Daud tidak takut, dan berseru agar Tuhan menolong nya. Perhatikan kata-kata yang dipilih oleh Daud, "Ya, Engkau TELAH memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik." Kata yang Daud pakai adalah TELAH, bukan kata akan. Hal ini menyiratkan bahwa Daud sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan telah bekerja dan menolongnya, meskipun tantangan masih nyata dihadapannya.

Mazmur 3:9 TB
[9] Dari Tuhan datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela

Mazmur ini ditutup dengan pengakuan Daud bahwa Tuhan lah yang memberi pertolongan dan berkat kepada umat Nya. Daud menutup mazmurnya dengan pujian kepada Tuhan.

Saat tantangan terasa begitu nyata dan menyesakkan:
1. Percayalah apa yang Tuhan katakan melalui Firman-Nya! Jangan dengarkan apa kata orang.
2. Percaya bahwa Tuhan telah bekerja meskipun tantangan masih nyata dihadapannya.
3. Naikkan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan. Akui peran Tuhan dalam segala hal dalam hidup kita.

=p.adi=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun