Mohon tunggu...
P. Adi
P. Adi Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta teh dan kopi yang selalu mencari kesempatan untuk menjadikan hidupnya berkat bagi orang lain.

Penulis adalah suami dari seorang istri dan ayah dari dua orang putri. Dengan latar belakang sebagai akademisi, penulis menemukan sukacita dalam membantu orang lain menemukan makna kehidupan mereka bersama Tuhan Yesus. Penulis berkomitmen kepada Tuhan Yesus untuk mengunggah tulisan yang bersumber dari kebenaran Firman Tuhan setiap hari Senin pagi dan Kamis pagi. Melalui kanal ini, penulis ingin bersama-sama membangun kehidupan yang benar didalam Tuhan Yesus!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkolaborasi dengan Tuhan

3 Oktober 2024   05:00 Diperbarui: 9 Oktober 2024   11:50 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil dari https://media.istockphoto.com/id/1262894954/vector/religion-christianity-business-support-success-concept.jpg

Bacaan Firman Tuhan:
2 Raja-raja 6:1-7

Pada suatu hari berkatalah rombongan nabi kepada Elisa: ”Cobalah lihat, tempat tinggal kami di dekatmu ini adalah terlalu sesak bagi kami. Baiklah kami pergi ke sungai Yordan dan masing-masing mengambil satu balok dari sana, supaya kami membuat tempat tinggal untuk kami.” Jawab Elisa: ”Pergilah!”
2 Raja-raja 6:1‭-‬2 TB

Rombongan nabi ini memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu untuk menjadi lebih baik, lebih nyaman, inisiatif untuk lebih maju. Inisiatif para nabi ini terdengar baik, tetapi usulan yang baik ini tetap dibawa kepada Tuhan melalui nabi Elisa. Dan Tuhan merestui inisiatif mereka.

Lalu berkatalah seorang: ”Silakan, ikutlah dengan hamba-hambamu ini.” Jawabnya: ”Baik aku akan ikut.” Maka ikutlah ia dengan mereka. Setelah mereka sampai di sungai Yordan, mereka pun menebang pohon-pohon.
2 Raja-raja 6:3‭-‬4 TB

Para nabi memilih hal yang benar! Setelah mendapatkan restu Tuhan melalui nabi Elisa, mereka mulai bergerak. Hal benar yang dilakukan oleh para nabi adalah mereka melibatkan Tuhan dalam pekerjaan mereka. Mereka mengajak nabi Elisa untuk ikut bersama mereka.

Dan terjadilah, ketika seorang sedang menumbangkan sebatang pohon, jatuhlah mata kapaknya ke dalam air. Lalu berteriak-teriaklah ia: ”Wahai tuanku! Itu barang pinjaman!”
2 Raja-raja 6:5 TB

Dalam perjalanan proses menuju kondisi lebih baik, selalu ada tantangan yang perlu dihadapi. Para nabi ini mengalami kesulitan, mata kapak pinjaman yang mereka miliki jatuh kedalam air dan tenggelam. Alkitab tidak mencatat secara detail tentang lokasi jatuhnya mata kapak ini. Tapi jika kita pelajari sungai Yordan panjangnya 251 kilometer mengalir dari utara ke selatan melalui Danau Galilea. Dengan panjang 251 kilometer tentu lebar dan kedalaman nya juga menyesuaikan. Saya berkeyakinan bahwa mata kapak itu tidak jatuh dipinggir sungai, karena nabi itu menunjukkan kepanikan dan ketidak berdayaan untuk mengambil kembali. Dalam situasi yang tidak berdaya ini, nabi itu berseru kepada pribadi yang tepat dan bisa diandalkan. Nabi ini berseru kepada Tuhan!

Tetapi berkatalah abdi Allah: ”Ke mana jatuhnya?” Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya. Kemudian Elisa memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak itu dibuatnya. Lalu katanya: ”Ambillah.” Orang itu mengulurkan tangannya dan mengambilnya.
2 Raja-raja 6:6‭-‬7 TB

Nabi Elisa sebagai representasi Tuhan pada masa itu merespon dengan kepedulian terhadap kesulitan yang dihadapi. Tuhan mengajak kerjasama nabi yang kehilangan mata kapak itu untuk melaksanakan mukjizat nya.
Mukjizat Tuhan dinyatakan melalui kalimat "Kemudian Elisa memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak itu dibuatnya." Tetapi Tuhan mau bekerja sama dengan nabi itu dalam membuat mukjizat nya menjadi utuh terlaksana, Hal ini terlihat dari:
1. Pertanyaan "Ke mana jatuhnya?” Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya.
Tuhan pasti tahu dimana mata kapak ini jatuh. Tanpa bertanyapun Tuhan melalui nabi Elisa bisa mengangkat mata kapak itu. Tetapi Alkitab mencatat bahwa Nabi Elisa bertanya, Tuhan mau ada keterlibatan kita dalam mengerjakan mukjizat Nya.
2. katanya: ”Ambillah.” Orang itu mengulurkan tangannya dan mengambilnya.
Saat ini mata kapak sudah timbul mengapung, tetapi belum belum kembali ke tangan nabi yang kehilangan mata kapak itu. Sebenarnya tidak sulit bagi Tuhan membawa mata kapak itu kembali ke tangan nabi itu. Tetapi Tuhan mau bekerja bersama dengan kita untuk membuat mukjizat Nya menjadi utuh. Ada upaya yang nabi itu harus lakukan agar mata kapak itu kembali ke tangannya.

Pelajaran dari kisah mata kapak terapung ini adalah:
1. Berinisiatiflah dalam mengiring Tuhan! Tuhan menghargai itu.
2. Bertanya kepada Tuhan dan libatkan Tuhan dalam segala upaya yang kita lakukan.
3. Berseru kepada Tuhan saat kita harus menghadapi kesulitan.
4. Jangan tinggal diam! Tetapi bekerjalah bersama dengan Tuhan untuk mengalami mukjizat Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun