Mohon tunggu...
Prayogo Hadi Wijayanto
Prayogo Hadi Wijayanto Mohon Tunggu... -

Berusaha menjadi anak yang baik, sayang orang tua, dan biker yang patuh terhadap peraturan lalu lintas...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mau Kerja... kok Harus Bayar?

6 Oktober 2014   01:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:16 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uang, hampir semua orang tidak bisa hidup tanpa uang. Tanpa uang, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Namun jaman sekarang, banyak orang yang mau melakukan apa saja demi uang. Menghalalkan segala cara untuk mendapat uang. Manusia sekarang sudah mulai mendewakan uang, tidak memikirkan benar atau salahnya cara mereka dalam mencari uang. Dosa adalah alasan kesekian, yang penting dapat uang.

Sekarang semuanya harus pakai uang, mulai dari memakai WC umum, parkir, dll. Namun yang lebih aneh, beberapa orang harus membayar untuk memperoleh suatu pekerjaan.  Faktanya, ini bukan hal yang baru lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Banyak contoh pekerjaan yang bisa kita ambil. Misalnya Pegawai Negeri Sipil (PNS), dalam seleksi PNS banyak praktek jual beli kursi PNS. Ada harga suap yang dipatok oleh pejabat daerah tertentu agar seseorang dapat diterima sebagai PNS. Kenapa kita harus membayar, padahal kita mencari kerja untuk dibayar. Namun, banyak orang rela membayar berapapun  untuk menjadi PNS. Konon, untuk menjadi polisi juga harus membayar. Padahal tugas polisi adalah untuk melayani masyarakat, kenapa harus bayar untuk melayani masyarakat.

Betapa mirisnya kehidupan di Indonesia ini, bekerja saja harus bayar. Siapa yang harus bertanggung jawab? Kita hanya bisa berharap yang terbaik untuk Indonesia. Semoga tidak ada lagi praktek suap untuk melamar kerja ditempat tertentu. Sekian terima kasih.
*Penulis adalah seorang pemula. Jika ada kritik dan saran, mohon disampaikan. Terima Kasih :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun