Mohon tunggu...
Prayogi Adhiwidyarais
Prayogi Adhiwidyarais Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 22107030068

Suka Backpacker an Keliling Indonesia, Walaupun Luar Jawa baru Bali Doang

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Tradisi Ramadan Membuat Menu Buka Puasa di Masjid Secara Bergilir

8 April 2023   16:54 Diperbarui: 8 April 2023   18:50 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang sangat ditunggu-tunggu umat islam di seluruh dunia. Di bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia tidak makan dan minum sepanjang hari, yaitu dari terbitnya fajar kedua atau disebut waktu subuh sampai dengan terbenamnya matahari. Selain itu mereka juga menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa seperti keluarnya air mani (sperma), Melakukan hubungan Suami Istri, Merokok, Muntah dengan Sengaja, Emosi, Makan, Minum, dan berbagai tindakan membatalkan puasa lainnya.

Selama bulan Ramadhan Umat Islam bangun dini hari sebelum subuh untuk melaksanakan ibadah sahur. Setelah itu Umat Islam berpuasa sepanjang hari. Saat matahari sudah terbenam atau sudah adzan Magrib mereka lalu berbuka Puasa, nah pada moment buka puasa ini ada masyarakat yang melaksanakan buka bersama dengan keluarga dirumah, ada juga yang melaksanakan buka bersama dengan teman atau sahabat, dan ada juga beberapa masyarakat yang melaksanakan buka bersama di Masjid.

Buka Puasa Bersama atau biasa disebut Bukber merupakan tradisi di Indonesia yang sudah turun temurun sejak lama. Buka puasa Bersama dimanfaatkan oleh banyak orang, mulai dari anak kecil hingga orang-orang yang sudah tua untuk bertemu dengan teman sekolah maupun teman-teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Terdapat banyak manfaat Buka Puasa Bersama di Bulan Suci Ramadhan ini, yaitu salah satunya adalah Mempererat Tali Silaturahmi, melepas rindu antar teman dan sahabat, saling bertukar pemikiran dan pendapat, dan Sebagai Sarana Interaksi Positif lainnya.

Bulan Suci Ramadhan merupakan salah satu kesempatan manusia untuk berbagi kebahagian dengan sesama, diantaranya dengan cara membuat makanan untuk dibagikan di jalan untuk yang membutuhkan pada waktu sahur dan waktu berbuka, membuat bingkisan kebutuhan pokok dan diberikan kepada keluarga yang membutuhkan, membuat takjil lalu dibagikan di masjid, dan berbagai cara berbagi kebaikan lainnya.

Acara buka puasa Bersama selalu dinantikan tiap tahunnya, dan dilaksanakan selama 30 hari penuh sepanjang bulan suci Ramadhan. Kegiatan ini bertujuan untuk menebar kebahagian bagi masyarakat-masyarakat di kampung tersebut, dan biasanya Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai tempat dan konsep acara yang beragam, salah satu tempatnya adalah di sebuah masjid.

Sumber : Dokpri
Sumber : Dokpri

Salah satu masjid yang melaksanakan kegiatan Buka Puasa Bersama yaitu masjid Al Hidayah. Masjid ini terletak di Dusun Tegalsari, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di masjid ini masih menjalankan tradisi buka puasa Bersama sejak lama dan tidak pernah absen tiap tahunnya. Masjid Al Hidayah sudah melaksanakan buka puasa Bersama sejak tahun 1987 sampai dengan sekarang, seperti ucap salah satu imam di masjid Al Hidayah "Oh kalau masjid ini udah ngadain buka puasa Bersama untuk pertama kalinya udah dari lama mas, sekitar tahun 1987" ujar bapak Ahmad Diyono.  

Di karenakan masjid ini terletak di pedesaan yang masyarakatnya tidak sebanyak seperti di kota, jamaahnya pun hanya warga sekitar masjid ini dan jarang ada orang dari luar dusun tersebut. Jamaahnya pun tidak terlalu banyak kurang lebih 50 an orang saja.

Sumber : Dokpri
Sumber : Dokpri

Konsep dari kegiatan ini tentunya menekankan akan rasa persaudaraan dan gotong royong yang tinggi antar masyarakat yang berada pada sekitar masjid tersebut. Kebiasaan dari kegiatan buka puasa bersama ini adalah memberikan tugas dari setiap keluarga yang berada disekitar masjid dan menjadi jamaah masjid tersebut dengan membuat menu untuk berbuka puasa pada masjid tersebut.

Masyarakat yang diberikan tugas ini tentunya akan membuat berbagai jenis makanan yang berbeda dan tidak akan memberatkan masing-masing masyarakat yang ada. Setiap dari keluarga ini tentunya memiliki jadwal membuat hidangan berbeda dan akan saling meringankan antar masyarakat ini. Masyarakat juga secara tidak langsung diajarkan arti bermasyarakat yang baik dan saling berbagi dalam bulan ramadhan ini dengan membuat makanan dan minuman untuk berbuka puasa bersama di masjid Al Hidayah Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo. 

Bahkan ada beberapa masyarakat yang malah mengambil 2 sampai 3 kali jatah dalam membuat makanan dan minuman pada bulan suci Ramadhan ini. Alasan mereka mengambil jatah lebih dari satu kali dalam membuat menu untuk berbuka puasa ini yaitu karena mereka ingin berbuat kebaikan terhadap orang lain dan beramal lebih banyak. Seperti ucap salah satu pembuat takjil di masjid Al Hidayah "ya saya bikin takjil lebih dari sekali karena saya ingin membantu jamaah masjid ini, toh kita ngebantu juga sebagai ladang amal buat kita sendiri juga" ujar Ibu Wasilah.

Sumber : Dokpri
Sumber : Dokpri

Dalam Proses pembuatan menu buka puasa, jarang sekali masyarakat membeli makanan dan minuman yang sudah siap santap ke tempat-tempat seperti restoran, dan sebagainya. Mereka lebih suka membuat makanan dan minuman itu secara sendiri, dibantu tetangga sekitar yang kedapatan membuat jatah makanan dan minuman untuk buka puasa ini. Mereka lebih suka membuat menu buka puasa sendiri karena, dengan adanya kegiatan tersebut sebagai sarana bersosialisasi dengan sodara dan tetangga sekitar.

Saat mereka memasak sebuah makanan mereka biasanya akan sambil bercanda gurau, bercerita tentang hidup mereka, ataupun mengobrol tentang cara membuat makanan versi mereka mereka sendiri. Tidak hanya sebatas sebagai sarana bersosialisasi dengan tetangga, alasan mereka lebih suka membuatnya sendiri karena harga yang dikeluarkan untuk membeli bahan masak, keperluan memasak dan sebagainya akan lebih murah, karena kita sendiri yang akan menentukan pengeluaran yang kita gunakan.

Dan masih ada banyak lagi keuntungan membuat menu buka puasa sendiri, seperti makanannya yang lebih sehat. Seperti ucap salah satu pembuat takjil di masjid Al Hidayah ini "Selama membuat takjil saya tidak pernah membeli makanan yang sudah jadi dari luar, saya lebih suka membuat sendiri dibantu sodara dan tetangga sekitar. Alasannya ya karena menurut saya harga semua keperluan dalam membuat makanan lebih murah, karena kita sendiri yang belanja ke pasar, kita sendiri yang memilih menu yang akan dibuat dan dapat menyesuaikan dengan uang yang kita miliki". Ujar Ibu Sri Lestari. 

Lalu menurut ibu Ambar "Saya memasak makanan sendiri, makannya akan lebih sehat, karena kita memasaknya tidak menggunakan pengawet sama sekali" Ujarnya.

Sumber : Dokpri
Sumber : Dokpri

Membeli makanan dari restoran cepat saji untuk berbuka puasa pun tidak salah. Beberapa masyarakat ada juga yang memilih membeli makanan di restoran, dikarenakan ia tidak memiliki waktu untuk membuatnya. Tiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri sendiri, seperti kalau kita membeli di restoran tidak perlu mengorbankan waktu dan tenaga tetapi akan memakan uang yang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, dengan membuat makanan sendiri, itu akan menghabiskan uang lebih sedikit, tetapi kita harus meluangkan waktu dan tenaga untuk membuatnya.

Sebenarnya tidak penting bagaimana cara kita membuat makanan dan minuman tersebut, dan bagaimana cara kita mendapatkan makanan dan minuman untuk buka puasa ini. Karena semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal yang terpenting dalam kegiatan buka puasa Bersama ini yaitu kebersamaannya, yang tidak dapat dibeli dengan hal apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun