Masyarakat yang diberikan tugas ini tentunya akan membuat berbagai jenis makanan yang berbeda dan tidak akan memberatkan masing-masing masyarakat yang ada. Setiap dari keluarga ini tentunya memiliki jadwal membuat hidangan berbeda dan akan saling meringankan antar masyarakat ini. Masyarakat juga secara tidak langsung diajarkan arti bermasyarakat yang baik dan saling berbagi dalam bulan ramadhan ini dengan membuat makanan dan minuman untuk berbuka puasa bersama di masjid Al Hidayah Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo.Â
Bahkan ada beberapa masyarakat yang malah mengambil 2 sampai 3 kali jatah dalam membuat makanan dan minuman pada bulan suci Ramadhan ini. Alasan mereka mengambil jatah lebih dari satu kali dalam membuat menu untuk berbuka puasa ini yaitu karena mereka ingin berbuat kebaikan terhadap orang lain dan beramal lebih banyak. Seperti ucap salah satu pembuat takjil di masjid Al Hidayah "ya saya bikin takjil lebih dari sekali karena saya ingin membantu jamaah masjid ini, toh kita ngebantu juga sebagai ladang amal buat kita sendiri juga" ujar Ibu Wasilah.
Dalam Proses pembuatan menu buka puasa, jarang sekali masyarakat membeli makanan dan minuman yang sudah siap santap ke tempat-tempat seperti restoran, dan sebagainya. Mereka lebih suka membuat makanan dan minuman itu secara sendiri, dibantu tetangga sekitar yang kedapatan membuat jatah makanan dan minuman untuk buka puasa ini. Mereka lebih suka membuat menu buka puasa sendiri karena, dengan adanya kegiatan tersebut sebagai sarana bersosialisasi dengan sodara dan tetangga sekitar.
Saat mereka memasak sebuah makanan mereka biasanya akan sambil bercanda gurau, bercerita tentang hidup mereka, ataupun mengobrol tentang cara membuat makanan versi mereka mereka sendiri. Tidak hanya sebatas sebagai sarana bersosialisasi dengan tetangga, alasan mereka lebih suka membuatnya sendiri karena harga yang dikeluarkan untuk membeli bahan masak, keperluan memasak dan sebagainya akan lebih murah, karena kita sendiri yang akan menentukan pengeluaran yang kita gunakan.
Dan masih ada banyak lagi keuntungan membuat menu buka puasa sendiri, seperti makanannya yang lebih sehat. Seperti ucap salah satu pembuat takjil di masjid Al Hidayah ini "Selama membuat takjil saya tidak pernah membeli makanan yang sudah jadi dari luar, saya lebih suka membuat sendiri dibantu sodara dan tetangga sekitar. Alasannya ya karena menurut saya harga semua keperluan dalam membuat makanan lebih murah, karena kita sendiri yang belanja ke pasar, kita sendiri yang memilih menu yang akan dibuat dan dapat menyesuaikan dengan uang yang kita miliki". Ujar Ibu Sri Lestari.Â
Lalu menurut ibu Ambar "Saya memasak makanan sendiri, makannya akan lebih sehat, karena kita memasaknya tidak menggunakan pengawet sama sekali" Ujarnya.
Membeli makanan dari restoran cepat saji untuk berbuka puasa pun tidak salah. Beberapa masyarakat ada juga yang memilih membeli makanan di restoran, dikarenakan ia tidak memiliki waktu untuk membuatnya. Tiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri sendiri, seperti kalau kita membeli di restoran tidak perlu mengorbankan waktu dan tenaga tetapi akan memakan uang yang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, dengan membuat makanan sendiri, itu akan menghabiskan uang lebih sedikit, tetapi kita harus meluangkan waktu dan tenaga untuk membuatnya.
Sebenarnya tidak penting bagaimana cara kita membuat makanan dan minuman tersebut, dan bagaimana cara kita mendapatkan makanan dan minuman untuk buka puasa ini. Karena semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal yang terpenting dalam kegiatan buka puasa Bersama ini yaitu kebersamaannya, yang tidak dapat dibeli dengan hal apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H