Terlahir di sebuah Desa di Bogor, membuat saya selalu berpikir bagaimana caramencerdaskan generasi muda di Desa. Cerdas dalam hal teknologi,inovasi dan finansial yang dapat menunjang masa depan mereka.Sehingga kelak mereka tidak perlu jauh-jauh mengadu nasib ke IbuKota. Â Padatahun 2016 saya lulus dari Institut Pertanian Bogor dan bekerja disalah satu perusahaan swasta yang cukup besar. Namun, hal tersebuttidak cukup membuat saya bangga dan nyaman berada di zona aman, karenasejak dulu saya mempunyai cita-cita untuk mengabdi membangun desa.Â
Suatu hari saya pergi ke lahan milik orang tua yang luasnya 1000 m2. Lahan tersebut terlihat sangat tidak produktif, karena hanya ditumbuhi banyak ilalang dan rumput liar. Melihat hal tersebut saya mempunyai ide untuk memanfaatkan lahan tersebut agar produktif dan bermanfaat untuk kemajuan desa.Â
Dua Minggu kemudian mimpi itu terealisasi. Saya membangun sebuah taman belajar yang bernama "Kebun Millenial" dengan harapan dapat membina anak-anak desa menjadi pribadi cerdas dan mandiri. Â Setiap minggu, saya mengajarkan mereka mengenai ilmu komunikasi dasar, aplikasi komputer dan teknologi pertanian masa kini dengan metode yang menyenangkan dan mudah diterima oleh anak. Ketiga hal tersebut sangat penting untuk bekal mereka di masa depan. Awalnya saya hanya mengajar seorang diri, tetapi sekarang saya mempunyai banyak volunteer yang terdiri dari pemuda-pemudi bogor mengabdi di taman belajar.
Untuk membiayai kegiatan belajar mengajar di Kebun Millenial, saya berusaha menciptakan dana mandiri tanpa harus meminta-minta donasi. Jadi, selain membangun taman belajar, saya juga menanam 100 pohon jambu kristal di lahan tersebut. Prospek penjualan jambu kristal sangat bagus, karena merupakan komoditas baru, yaitu jambu biji tanpa biji, berbuah renyah, panen sepanjang hari dan banyak diminati dan sangat dinikmati oleh konsumen. Dalam waktu 1.5 tahun, jambu yang saya tanam berbuah dengan sangat produktif. Setiap minggu saya dapat menjual 500 kwintal hingga 1 ton jambu kristal. Keuntungan yang diperoleh, saya gunakan untuk membangun sarana dan prasarana di Kebun Millenial. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Saya ingin anak-anak bisa mandiri untuk menciptakan pangan berkualitas dengan teknologi yang canggih. Saya membangun sistem hidroponik di desa, sehingga anak-anak desa bisa belajar pertanian masa kini. Selain itu, saya juga mengajarkan aplikasi komputer, agar kelak mereka mengerti bagaimana cara berbisnis di dunia maya dengan teknik komunikasi yang baik.
Saat ini regenerasi petani muda menjadi PR yang besar di Indonesia. Padahal, menurut saya tantangan itu dapat diselesaikan dengan mudah jika semua pemuda bersinergi dan peduli untuk membina anak-anak dari usia dini. Banyak mahasiwa cerdas di Indonesia, tapi tidak semua dari mereka peduli untuk menggerakan roda kemajuan negeri ini. Berikut adalah langkah-langkah yang saya lakukan untuk menciptakan generasi petani muda yang cerdas secara teknologi dan bisnis :
1. Membuat metode pertanian yang menyenangkan.
Pengenalan dunia pertanian kepada anak usia dini dengan metode yang menyenangkan akan membuat anak-anak tertarik akan dunia pertanian. Kami mengajarkan anak-anak mengenai sistem hidroponik. Mereka belajar langsung dari mulai menyemai, meracik nutrisi / pupuk hidroponik, hingga memanen dan hasilnya mereka nikmati sendiri.
2. Metode Fotografer & Vlogger.Â
Era millenial adalah era dimana dokumentasi adalah hal yang sangat penting untuk menunjukan eksistensi. Setiap datang ke kebun millenial, saya selalu membawa kamera, laptop dan perlengkapan lain untuk nge-vlogg. Saya ajarkan anak-anak untuk mengambil gambar dan merekam video agar mereka merasa bangga dan keren menjadi petani masa kini.
3. Metode packing yang eye catching.