Mohon tunggu...
Prayoga Dwi Kristanto
Prayoga Dwi Kristanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23-05-02

Universitas Negeri Malang '20 Seni & Budaya

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pendidikan Seni dan Budaya: Kunci Melestarikan Kesenian Tradisional di Tengah Tantangan Era Modern

12 Juni 2023   17:48 Diperbarui: 12 Juni 2023   17:49 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tari tradisional merupakan warisan budaya yang berharga dari masa lampau. Namun, dalam era modern ini, seni tradisional menghadapi tantangan yang serius. Banyak generasi muda lebih tertarik pada budaya asing dan teknologi modern, sehingga seni dan kebudayaan bangsa semakin terpinggirkan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mengambil langkah-langkah yang tepat.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah memasukkan pembelajaran seni dan budaya ke dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pembelajaran ini harus dimulai sejak usia dini, seperti pada jenjang TK, dan terus dikembangkan hingga jenjang SMA/SMK. Bahkan, pendidikan tinggi juga dapat memiliki organisasi yang menampung minat dan bakat mahasiswa di bidang seni dan budaya, seperti seni tari, seni musik, dan seni rupa.

Penggabungan seni dan budaya dalam pendidikan memiliki manfaat yang luas. Selain dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai jenis kesenian, pendidikan seni budaya juga membantu mengembangkan kemampuan dasar manusia, seperti perseptual, intelektual, emosional, sosial, intuitif, inovatif, berpikir kreatif, etik, dan estetik.

Peran guru pembimbing sangat penting dalam meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mempelajari tari tradisional. Guru tersebut memiliki strategi dan taktik khusus, seperti pengajaran secara bertahap (step by step) dan memberikan motivasi kepada peserta didik. Motivasi dapat mendorong peserta didik untuk mengeluarkan kemampuan, tenaga, dan waktu mereka dengan penuh tanggung jawab demi mencapai tujuan yang direncanakan.

Kegiatan ekstrakurikuler tari tradisional di SDN 3 Asrikaton menghadapi beberapa kendala, seperti waktu pelaksanaan yang membuat peserta didik merasa lelah dan bosan. Namun, guru pembimbing berhasil mengatasi masalah ini dengan memberikan motivasi dan melibatkan ekstrakurikuler dalam penilaian raport, di mana kehadiran dan kemampuan peserta didik dalam tari tradisional menjadi faktor penentu nilai.

Selain itu, guru pembimbing ekstrakurikuler tari tradisional juga memiliki keinginan untuk berkolaborasi dengan pihak luar yang bergerak di bidang seni dan budaya. Kolaborasi ini memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan fleksibilitas, kerja sama antar organisasi, talenta baru, kemajuan bisnis, dan peningkatan produktivitas.

Harapan guru pembimbing adalah agar peserta didik dapat mengenal dan menghargai seni dan budaya bangsa. Mereka juga berharap peserta didik meraih prestasi di bidang seni dan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun