Ir. M. Hatta Rajasa kini menjadi salah satu politikus yang terkenal, sekaligus pejabat pemerintah yang semakin berkibar. Dengan ciri khas rambut putih serta kesederhanaan dan ketenangannya, Hatta menjadi tokoh yang semakin dikenal luas oleh publik. Sengaja penulis menuliskan sebutan pangeran politik dimuka nama beliau, karena itulah penghormatan terhadap seseorang di kalangan masyarakat Jawa, diberikan gelar pangeran  terhadap keturunan Raja ataupun calon Raja. Telah lama penulis tertarik kepada tokoh yang satu ini, dimana pria kelahiran Palembang ini, popularitasnya tidak kalah dibandingkan Ketua MPR Taufik Kiemas dan Ketua DPR Marzuki Ali.  Hatta Rajasa  dilahirkan  dikota  Palembang Sumatera Selatan pada tanggal 1 Desember 1953, bergelar Insinyur Teknik Perminyakan angkatan 1973, dimana pada tahun yang sama Pak SBY  lulus dari Akabri Darat angkatan 1973. Pada tanggal 9 Januari 2010 secara aklamasi, Hatta Rajasa terpilih sebagai  Ketua Umum DPP PAN periode  2010-2015 menggantikan  Soetrisno Bachir. Sejak itulah maka lengkap  sudah persyaratan bagi karier politiknya untuk melangkah lebih jauh. Hatta memang bukan tokoh yang sembarangan, bisa dilihat dari perjalanan kariernya. Pada jajaran eksekutif, Hatta menduduki jabatan  pada tiga periode masa pemerintahan, satu pemerintahan Presiden Megawati dan dua periode pemerintahan Presiden SBY. Pada pemerintahan Presiden Megawati dia menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (9 Agustus 2001-20 Oktober 2004). Pada pemerintahan Presiden SBY dia menjabat sebagai Menteri Perhubungan (20 Oktober 2004-9 Mei 2007), dilanjutkan sebagai Menteri Sekertaris Negara (9 Mei 2007-20 Oktober 2009). Kemudian pada periode kedua pemerintahan Presiden SBY, Hatta Rajasa dipercaya menduduki jabatan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menggantikan Sri Mulyani. Karier politiknya yang menonjol adalah saat Hatta dipercaya sebagai Ketua Fraksi Partai reformasi DPR RI (1999-2000), Sekjen PAN (2000-2005), dan sejak 9 Januari 2010 menjadi orang nomor satu di PAN. Dari sisi karier politik, terangkatnya posisi Hatta diantaranya disebabkan karena posisinya sebagai Menko Perekonomian dinilai sangat potensial bagi partainya. Oleh karena itu maka tanpa kesulitan berarti kedudukan Ketua Umum dengan tidak terlalu sulit dapat diraihnya. Melihat perjalanan kariernya pada tiga periode pemerintah dengan dua presiden yang berbeda, maka terlihat bahwa Hatta Rajasa mempunyai kemampuan beradaptasi yang sangat baik. Hatta mampu menyesuaikan diri dengan dua macam kepemimpinan yang berbeda dan mendapat kepercayaan yang demikian tinggi. Pada saat pemilihan umum presiden-wakil presiden, Hatta telah menjadi Ketua Tim Sukses Pemenangan Capres Partai Demokrat, didampingi Marsekal TNi (Pur) Djoko Suyanto sebagai wakilnya. Hatta berhasil menyelesaikan tugasnya dengan sempurna, terlihat hasil pilpres dimana pasangan SBY-Boediono meraih 60,80%, mengalahkan pasangan Mega-Prabowo (26,79%) dan JK-Wiranto (12,41%). Terpilihnya Hatta menjadi Ketua Tim Sukses jelas membuktikan bahwa dirinya memang mempunyai hubungan yang sangat dekat dan dipercaya penuh oleh SBY. Hatta Rajasa kemudian oleh Presiden SBY diberi jabatan sebagai Menko Perekonomian, sebuah jabatan yang oleh sebagian pengamat menjadi tanda tanya. Dengan latar belakang Insinyur Teknik Perminyakan, jabatan tersebut dinilai jauh dari disiplin ilmu yang dikuasainya. Akan tetapi SBY tetap mendudukannya di posisi tersebut, rupanya dengan pertimbangan sebagai orang yang paling berjasa, cukup berkemampuan, disamping adanya back-up dari Wapres Boediono yang memang ekonom handal. Menarik apa yang disampaikan oleh pengamat ekonomi Aviliani, yang menyebutkan ada dua keunggulan pada diri Hatta Rajasa. Pertama pendekatannya kepada tokoh partai politik yang sangat bagus, karena seorang Menteri Perekonomian harus dapat melakukan koordinasi antar menteri. Yang kedua mempunyai kemampuan dan sangat disegani oleh para menteri yang lain. Nah, dengan posisinya kini, maka Hatta Rajasa adalah Ketua Umum Parpol yang juga berpengalaman dalam pengelolaan manajemen pemerintahan. Hatta oleh penulis dipandang pantas menjadi Pangeran politik yang paling menonjol. Menyongsong pemilu dan pilpres 2014, maka peluang Hatta untuk maju sebagai kandidat calon wakil presiden dan bahkan presiden adalah suatu yang sangat mungkin. Tugas politik Hatta di PAN adalah menjaga perolehan suara, yang pada pemilu 1999, meraih dukungan 7,12%, pada pemilu 2004 meraih 6,44% dan pada  pemilu 2009 meraih 6,01%. Stabilitas perolehan suara PAN pada tiga periode pemilu menunjukkan bahwa pemilih PAN adalah pemilih setia, yang berasal dari jaringan Muhammadiyah. Kesetiaan konstituen diantaranya karena adanya patron Amien Rais sebagai pengikatnya. Oleh karena itu dari fakta tersebut, dengan tambahan perkuatan peran Hatta Rajasa yang juga pernah menjadi Tim Sukses SBY, kemungkinan perolehan suara PAN paling tidak akan tetap dapat dipertahankan disekitar 6% dan bahkan bisa lebih. Mengapa penulis mengatakan Hatta Rajasa sebagai Putra Mahkota?. Sebagaimana kita ketahui, bahwa hingga saat ini Partai Demokrat belum memberi gambaran, siapa kandidat yang akan dimajukan sebagai capres/cawapres pada 2014 nanti. SBY jelas tidak mungkin maju karena terganjal UU, sementara tokoh lainnya belum ada yang menonjol dan pantas untuk diajukan. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat pasti sadar bahwa mereka yang akan maju sebagai capres pada 2014 haruslah mempunyai dukungan partai yang kuat, atau koalisi yang memenuhi syarat. Disamping itu haruslah tokoh yang mumpuni, mempunyai citra baik, memiliki integritas, kapabilitas, pengalaman, dan dikenal luas oleh masyarakat. Lebih baik lagi yang akan dimajukan itu kini sudah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum Parpol. Nah semua persyaratan calon tersebut jelas belum dimiliki oleh siapapun di Partai Demokrat. Salah satu calonnya yang menonjol adalah Ketrua DPR Marzuki Ali. Apabila dalam kesempatan mendatang, Marzuki terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan Hadi Utomo, maka dia termasuk salah satu calon yang juga di-spot oleh SBY. Oleh karena itu, maka bukan tidak mungkin Hatta Rajasa akan dilirik oleh SBY menjadi Putra Mahkota dari Partai Demokrat, akan dimajukan serta didukung sebagai capres pada 2014. Hatta adalah tokoh yang sangat pantas didukung oleh SBY, sebagai salah satu orang terdekatnya, mumpuni, terkenal. Hambatan yang mungkin muncul adalah karena Hatta berasal dari luar Jawa, dan adanya isu terkait kasus Bank Century, walau pembuat isu kini sudah tidak jelas keberadaannya. Kedua hambatan tersebut akan dengan mudah dapat diatasi apabila pada 2014 memang benar Hatta akan didukung oleh orang yang pernah di dukungnya. Masalah primordialisme akan mudah ditepis, masalah isu keterkaitan dalam kasus Bank Century juga sudah mereda. Demikian sedikit ulasan tentang tokoh masa depan kita tersebut, walau pemilu masih beberapa tahun lagi, persiapan capres jelas membutuhkan  waktu yang lama. Tidak bisa disiapkan dalam waktu sekejap. Semoga ada manfaatnya. PRAYITNO RAMELAN, Penulis Buku "Intelijen Bertawaf."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H