Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Even Enemies Have Respect

29 Januari 2010   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:12 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_63750" align="alignleft" width="300" caption="Foto"][/caption] Penulis mendapat message dari salah seorang sahabat, kalimatnya pendek berbahasa Inggris "Even Enemies Have Respect." Kalimat tersebut terekam dalam dialog antara   Raja Troy Priam dengan Achilles dalam film terkenal, peraih Oscar. Troy yang dibintangi oleh  Brad Pitt, Eric Bana, Peter O'Toole, Orlando Bloom, Diane Kruger dan Rose Byrne. Kisah perang Troya yang menempatkan mitologi Yunani Kuno sebagai seorang ksatrianya. Kisah ini sebetulnya merupakan akibat dari sebuah kecantikan, kecantikan milik Helen dari Sparta. Film TROY sebetulnya cerita Yunani, diangkat dari kisah The Illiad yang di karang oleh Homer pada 800 tahun sebelum Masehi. Kisah film TROY ini bermula saat pangeran Troya, Paris yang terkenal sangat jujur dan kakaknya Hecktor yang pemberani, berkunjung ke Sparta. Di sana, Paris melihat kecantikan sosok Helen, istri dari Menelaus. Dikisahkan dalam film, Helen merana dalam pernikahannya dengan Manelaus yang kejam, sehingga ia sangat ingin melarikan diri. Paris dengan senang hati mengulurkan tangannya   dan mengajak Helen untuk ikut  bersama Paris ke Troya. Manelaus yang sadar istrinya yang cantik hilang,   mendapat laporan  bahwa Helen telah ikut dalam kapal Pangeran Troya. Manelaus segera menghubungi kakaknya, Raja Mycenae, Agamemmnon, untuk membantunya merebut Helen kembali. Agamemmnon sadar bahwa Troya sangat kuat dan untuk mengalahkannya, ia membutuhkan ksatria yang tangguh dan tak takut akan kematian. Ia memilih Achilles (Brad Pitt), pimpinan pasukan Aegan yang terkenal dengan keberanian dan kekuatannya. Sayangnya Achilles tidak pernah  tunduk pada siapapun. Ia tak takut pada siapapun, tapi ia bisa menghormati seseorang. Agamemmnon mengutus Odysseus, satu-satunya raja Yunani yang di hormati Achilles. Achilles menyetujui tawaran Odysseus akan kejayaan dan kemasyhuran namanya yang kelak akan ditorehkan pada sejarah perang Troya. Achilles berangkat ke medan perang Toya dengan  1000 kapal pasukan gabungan dari raja Odyssey, Agamemmnon dan Manelaus, tiba di pantai Troya. Achilles dengan naluri perangnya, tanpa menunggu pasukan raja-raja lain, memimpin pasukannya menyerbu kuil Apollo. Mereka menghancurkan, membunuh, dan memporak porandakan kuli Apollo, bahkan memenggal kepala patung Apollo, dan menawan pelayan kuil Apollo, Breseis  yang juga keluarga kerajaan yang kemudian menjadi tawanan khusus Achilles.  Breseis di bawa kehadapan Agamemnon, yang kemudian coba di jadikan umpan agar Achilles agar tunduk padanya. Achilles marah, karena dia tak pernah tunduk pada siapapun. Agamemmnon harus menelan kekesalan karena gagal memperalat Achilles, dan bahkan harus bertempur tanpa Archilles, ia mengalami kekalahan dan berhasi dipukul mundur pasukan panah Troya. Achilles terpikat pada keteguhan dan kemurnian jiwa Breseis, dan dia jatuh cinta pada kelembutan wanita itu. Patroclus, sepupu Achilles  akhirnya maju memimpin pasukan perang Achilles ke medan perang, namun di terbunuh oleh Hector, pahlawan Troya. Achiles kemudian membakar sepupunya yang telah meninggal, dan  dengan kemarahannya Achilles menantang duel Hector. Hector sadar ia akan mati di tangan Achilles. Maka malam sebelumnya ia sudah menunjukkan jalan rahasia kepada istrinya, Andromache untuk menyelamatkan diri dari Sparta kalau saja ia meninggal. Dalam perkelahian sengit antara keduanya, Achilles tanpa ampun menyerang pangeran Hector. Hector, meski sudah berjuang mati-matian melawan, tetap kalah melawan amarah Achilles. Hector berusaha menawarkan perdamaian, namun Achilles menolak. Hectorpun terbunuh oleh Achilles, dan Archilles  menyerahkan jasad Hector kepada ayahnya Raja Troya Priam untuk dirawat, memberi waktu 12 hari kepada Priam untuk berkabung. Kata-kata yang menarik dalam dialog antara Priam (Peter O'Toole) dan Achilles (Brad Pitt)  adalah Even Enemy Have Respect. Achilles  tetap menghormati walaupun Hector dan Troya adalah musuhnya. Akhir cerita Achilles berhasil mengelabui Troya, patung kuda yang mereka buat dan berhasil masuk kedalam benteng Troya...Maka malam itu pasukan Toya berhasil dihancurkan. Raja Priam mati terbunuh oleh Argamemnon, dan Argamemnon terbunuh oleh Breseis, dan Achilles akhirnya juga mati terbunuh oleh Paris saat memeluk dan menyelamatkan Breseis. Film ini menggambarkan bagaimana dua negara dapat berseteru karena sebuah kisah percintaan.  Perseteruan bisa muncul karena hal-hal yang sederhana. Film menunjukkan bagaimana rakyat bahu membahu membela  negaranya.  Nilai-nilai patriotisme di tanamkan disini, Hector adalah simbol patriotisme, membela negara dengan nyawanya. Film juga menggambarkan Achilles (Brad Pitt) sebagai  seorang musuh yang gagah berani tetapi dia tetap  memberikan kehormatan kepada musuhnya. Kini pertanyaannya, dinegara ini, apakah masih ada rasa hormat  terhadap lawan politik itu? Apakah kita sebagai bangsa yang telah 65 tahun merdeka kalah dibandingkan dengan bangsa Yunani pada tahun 880 SM, khususnya bila berbicara masalah menghormati. Sangat jelas digambarkan,  Achilles yang angkuh, percaya diri, berani, buas, tetapi sekaligus juga mampu menyayangi dan memberi kehormatan pada musuhnya. Perseteruan politik dinegara ini hanya mengedepankan keangkuhan, berani, percaya diri dan ganas, itu saja. Yang membuat prihatin, kehormatan simbol-simbol negara menjadi hal yang terabaikan. Teman baik penulis yang mengirimkan kalimat itu mengatakan, masih sulit rasanya bagi kita untuk menempatkan kata "hormat." Jangankan kepada orang lain, kepada orang tua sendiripun jaman sekarang banyak yang tidak hormat. PRAYITNO RAMELAN, Penulis Buku Intelijen Bertawaf.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun