Pada bulan Mei 2010, Partai Demokrat akan menggelar Kongres Nasional di kota Bandung. Menurut Taufik Efendi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, beberapa kandidat akan bersaing ketat untuk memperebutkan jabatan Ketua Umum. Beberapa nama nama yang bermunculan tersebut di antaranya adalah Anas Urbaningrum, Marzuki Alie, Andi Mallarangeng, dan Agus Hermanto (adik Hadi Utomo). Taufiq mengungkapkan, semua aturan soal calon ketua umum akan dibicarakan dalam rapat DPP. DPP Partai Demokrat akan menggelar rapat persiapan kongres pada 27 Maret mendatang. DPP akan menentukan juga aturan dan syarat untuk calon ketua umum. Selanjutnya Taufik Efendi mengatakan keputusan siapa ketua umum Partai Demokrat tidak bergantung sepenuhnya pada Presiden SBY sebagai Ketua Dewan Pembina. ”Tidak seperti itu. Pak SBY kan bilang, 2014 berbeda situasinya. Dibutuhkan pemikiran yang lebih strategis,” tegasnya. Pemilihan seorang Ketua Umum Partai adalah bagian penting dalam dinamika politik dinegara ini. Dari pengalaman dua pilpres baik pada 2004 ataupun 2009, mereka yang bersaing adalah tokoh-tokoh utama parpol besar. Pada pilpres 2004, PDIP masih mengusung Ketua Umum, Partai Demokrat mengusung Ketua Dewan Pembina, Partai Golkar mengangkat tokoh besar Dewan Pembina. Demikian juga pada pilpres 2009, Partai Demokrat kembali mengusung Ketua Umum Dewan Pembina, Partai Golkar juga mengangkat Ketua Umum Partai dan PDIP juga mengusung Ketua umum. Pada kedua pilpres tersebut terlihat mereka yang menjadi kandidat capres adalah tokoh besar dari partai papan atas. Partai Demokrat yang pada pemilu 2004 masih berada di posisi parpol papan tengah, kemudian menjadi raksasa papan atas, menumbangkan dominasi PDIP dan Golkar pada pemilu 2009. Dari posisi parpol besar yang diperkirakan akan mampu memajukan capres dan cawapres, dua pesaing Partai Demokrat, Golkar dan PDIP nampaknya tetap menggunakan pakem, mengajukan Ketua Umum. Golkar kemungkinan besar akan mengajukan Aburizal Bakrie, PDIP yang kemungkinan masih akan memilih Megawati sebagai Ketua Umum, besar kemungkinan akan kembali mengajukan Mega sebagai capres untuk ketiga kalinya. Ada hambatan bagi Partai Demokrat dalam menghadapi pilpres khususnya pada 2014 nanti. Partai ini masih belum mempunyai tokoh besar yang patut diajukan ke arena persaingan berat tersebut. Pak SBY jelas tidak bisa maju, terganjal UU. Nah, oleh karena itu, maka pemilihan Ketua Umum PD kini dinilai sangat strategis. Dari keempat calon yang pernah disebut-sebut akan maju, yang jelas mereka adalah kader-kader muda Demokrat. Tiga sudah diposisikan oleh Ketua Dewan Pembinanya pada posisi untuk mencari pengalaman. Anas menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Marzuki Ali menjadi Ketua DPR, yang tingkatannya sejajar dengan presiden, Andi Malarangeng menjadi Menteri Pemuda dan Olah Raga. Sementara Agus Hermanto belum memiliki nama besar di dunia politik. Taufik Efendi menyatakan bahwa SBY mengatakan pada 2014 berbeda situasinya, dibutuhkan pemikiran yang lebih strategis. Nah ungkapan ketua dewan pembina tersebut mempunyai arti sangat dalam dan strategis, yang tersirat adalah Partai Demokrat harus memikirkan siapa capres mereka, dan lebih jauh lagi siapa yang pantas dimajukan. Pak SBY sangat piawai dan faham bahwa capres PD haruslah orang yang berbobot dan memiliki beberapa kriteria esensial yang dibutuhkan. Artinya pantas, kompeten, bersih, dikenal dan disukai masyarakat dan pantas diadu dengan Mega dan Aburizal Bakrie. Kesimpulannya dia adalah calon yang sejajar, artinya dia adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang akan dipilih pada Mei 2010. Dalam hal ini penulis lebih cenderung mendudukkan Anas Ubaningrum sebagai calon yang mempunyai peluang terkuat dibandingkan ketiga calon lainnya. Anas kelahiran Blitar, 15 Juli 1969, sejak SD hingga perguruan tinggi, Anas selalu juara. Mahasiswa teladan dan lulusan terbaik Universitas Airlangga. Gelar Master Ilmu Politik diraihnya tahun 2000 dari Universitas Indonesia, dan kini sedang mengikuti program Doktor dari UGM. Ia juga dikenal aktif berorganisasi sejak SMP. Saat sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kunir, Blitar, ia tercatat sebagai Sekretaris OSIS. Lalu menjadi Pengurus OSIS SMA Negeri Srengat, Blitar. Dari OSIS, Anas kemudian memimpin organisasi kemahasiswaan berskala nasional, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Anas adalah Ketua Umum PB HMI periode 1997-1999, dan Anggota KPU hingga 2005. Sejak 2005, menjadi Ketua DPP PD, Pimpinan kolektif Nasional KAHMI 2009, Ketua Fraksi Partai Demokrat 2009-2014. Mengapa penulis mengatakan peluangnya lebih kuat?. Pertama, Ketua Umum PD haruslah mampu menggantikan peran SBY dan pantas dimajukan sebagai Capres 2014, Anas merupakan gambaran SBY muda, santun, kalem, tidak meledak, ilmuwan, rapih dan tertata dalam berbicara. Dalam hal ini, dibandingkan ketiga kandidat lainnya, dia memiliki nilai plus yang lebih. Kedua, namanya sudah berkibar, dan dikenal agak luas dan baik. Sebagai anggota KPU, Anas tidak pernah terlibat dalam kasus korupsi. Ketiga, untuk menggantikan SBY sebagai tokoh yang berasal dari Pacitan, maka konstituen akan lebih cenderung memilihnya dibandingkan calon yang dari Palembang dan Makassar. Inilah realita politik yang masih dipengaruhi dengan pemikiran primordial. Dibandingkan Marzuki Ali sebagai Ketua DPR yang demikian sibuk dan Andi sebagai Menteri yang juga sibuk, sebagai Ketua Fraksi, posisinya bisa dirangkapnya tanpa menimbulkan masalah. Jadi demikian pemikiran sederhana ini, nampaknya strategi yang akan dilakukan oleh Pak SBY adalah strategi yang muda akan meruntuhkan yang tua. Informasi intelijen pernah disampaikan oleh Profesor William Liddle dari AS, yang mengatakan bahwa pada tahun 2014 nanti, di Indonesia akan muncul Obama-Obama muda yang akan memimpin Indonesia. Memang kalau melihat kondisi perpolitikan kini, rakyat sudah mulai jenuh dan bosan dengan muka-muka lama, kaum muda juga terobsesi dengan adanya beberapa pimpinan nasional dunia dimana pemimpin pada usia 40-50 tahun dinilai sangat ideal dan faham dengan keinginan mereka. Apakah begitu? Kita tunggu saja. Analisa berdasarkan fakta akan menjadi kenyataan apabila dilengkapi dengan fakta-fakta lainnya yang memperkuat. Apabila Anas memang terpilih, kemungkinan besar sebagai bintang dia akan lebih diletakkan lebih dekat ke matahari, agar lebih bersinar, dan lebih matang. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H