Oleh: Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen
Dunia politik Indonesia saat ini sedang hangat menuju ke pemilu pemilihan pasangan presiden dan wakil Presiden, di mana pelaksanaan Pemilu 2024, Pileg dan Pilpres 2024 diselenggarakan serentak pada tanggal 14 Februari 2024 (Rabu).
Untuk Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan tanggal 19 Oktober 2023-25 November 2023. Masa kampanye, 28 November 2023-10 Februari 2024. Tanggal 11 Februari 2024-13 Februari 2024 adalah masa tenang dan tanggal 14 Februari 2024 pemungutan suara. Bila diperlukan dua putaran, pemungutan Suara Pilpres Putaran Kedua tanggal 21 Juni-14 Juli 2024.
Artinya kini tersisa sekitar dua bulan parpol atau koalisi harus mendaftarkan calonnya, sesuai dengan ketentuan KPU.
Perkiraan Capres yang diusung dan akan didaftarkan, sementara ini, PDIP sudah deklarasi mengusung Ganjar Pranowo. Partai Gerindra mendeklarasikan Prabowo dsn Partai Nasdem, sudah deklarasi mengusung Anies Baswedan.
Ketiga calon hingga saat ini belum menentuka cawapresnya. Kondisi koalisi masih cair walau capres sudah menggebu menarik pendukung baik kader, simpatisan atau konstituen bebas.
Penulis mencoba membuat analisis dari perspektif intelijen (cara pandang atau sudut pandang terhadap capres).
Penulis mengamati pendapat Churchill yang dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris. Sosok menarik ini sebelum menjadi PM. Ia berkarier di militer, juga politik, ekonomi dan juga sebagai penulis, sehingga ia dapat menguraikan perspektif berbagai sudut pandang yang komprehensif.
Sir Winston Leonard Spencer Churchill (30 November 1874--24 Januari 1965) merupakan Perdana Menteri Britania Raya dari tahun 1940 hingga 1945.