Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

CIA Buka Dokumen Al Qaeda, Kini Terkait Dinamika Pilpres 2024

4 November 2022   14:39 Diperbarui: 4 November 2022   14:41 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya saat ini kelompok radikal teror hanya butuh kawan untuk menjebol pintu gerbang politik yang selama ini dikuasai kelompok nasionalis serta Muslim moderat. 

Hal ini yang perlu diketahui apabila sudah berhasil masuk pasti radikal teror yang mau menguasai dan memegang kendali perjuangan. 

Pengamat terorisme, Sidney Jones menyebutkan, mengacu demo pada 4 November 2016 terbukti pelaku tidak murni dilakukan Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah organisasi Islam dari berbagai daerah. Termonitor banyak unsur, ada juga seperti unsur ekstrim radikal teror yang menyusup.

Nah, Jumat (4/11) ini kelompok masyarakat mengatas namakan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) berencana menggelar unjuk rasa bertajuk "Aksi 411" di kawasan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022). 

Diketahui, Persaudaraan Alumni (PA) 212 menjadi salah satu dari sejumlah Ormas Islam yang tergabung dalam kelompok GNPR.

Ketua PA 212 Slamet Maarif menjelaskan, aksi yang menurut rencana akan digelar secara damai itu bakal membawa sejumlah tuntutan. Salah satunya adalah mendesak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur dari jabatannya.

Apakah konsep tertutup seperti ini difahami dan sudah diwaspadai bersama? Konsep Khilafah radikal teror kini berpeluang muncul dan akan terus menggaungkan dan menyuarakan mengganti ideologi Pancasila, terlebih bila radikal teror yang memenangi persaingan.

Kelompok tersebut saat ini menggunakan momentum dalam mendukung salah satu capres 2024 dan mulai melakukan PUS (Perang Urat Syaraf) serta menyebarkan kaidah-kaidah agama Islam untuk memengaruhi konstituen atau masyarakat luas yang low educated.

Pertanyaanya, siapkah kita? Bila hal ini terjadi, bukan tidak mungkin konflik semacam Suriah bisa saja terjadi di sini. 

Waspadai fanatisme sempit yang akan dimainkan. Serta pola-pola political pressure, psywar serta PUS (propaganda plus kegiatan) dan juga bukan tidak mungkin menuju pilpres 2024 akan dimunculkan aksi "riot" (kerusuhan) dan teror. Mari berpikir dan memahami info dan prediksi ini. Pray Old Soldier.

Penulis: Marsda (Pur) Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun