Tahun 1990 saat kuliah di Seskoau, kalau tidak salah ada 107 mata kuliah, dan seminar yang diikuti, saat ditanyakan ke Komandan kenapa mata pelajaran banyak sekali?Â
Dijelaskan, bahwa pamen (Mayor-Letkol) disiapkan pengetahuan dan dilatih kepemimpinanya dalam memimpin satuan, agar mampu mengambil keputusan, menjaga kodal dan rentang kendali.Â
Selain itu pada pendidikan pengembangan umum tertinggi di Angkatan Udara, diajarkan, bahwa mengambil keputusan juga butuh "keberanian", karena setiap keputusan ada risiko, makanya dengan bertambahnya wawasan yang makin luas, para perwira akan berani dan bisa mengukur serta memahami resikonya.Â
Kita sering tidak sadar bahwa dalam hidup, tiap saat harus memutuskan sesuatu sekecil apapun. Bangun tidur mau miring atau langsung duduk? Ke belakang atau minum dahulu? Mau mandi atau tidak? Mau sarapan atau tidak?Â
Semua itu butuh keputusan. Saat akan berangkat juga butuh keputusan, pakaian, rute dll.
Nah, saat seseorang menjadi pemimpin sebuah organisasi, semakin besar institusinya, masalah yang harus diputuskan semakin complicated, ada risiko bagi organisasi bila salah ambil keputusan.Â
Saat itu pemimpin akan diuji keberanian dan dinilai karakternya dalam mengambil keputusan bila muncul masalah besar dan serius di internal institusinya.
Karakter, secara umum, adalah seperangkat sifat yang menjadi tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seorang.Â
Secara etimologi, dalam bahasa Latin character, berarti tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian serta akhlak. Disinilah karakter menjadi lebih penting dibandingkan strategi. Kl pemimpin karakternya buruk, institusinya wassalam, kira2 begitu.
Ada quotes yang mungkin bagus untuk para pemimpin puncak sebuah institusi, kalau sempat membaca;Â