Di negara manapun, kepentingan yang abadi adalah kepentingan nasional negara bersangkutan. Dalam beberapa tahun terakhir kita mengetahui bahwa di kawasan asia tenggara, khususnya Laut China Selatan terjadi persaingan antara Amerika Serikat dengan China (Tiongkok) terkait konsep hegemoni. China dengan konsep OBOR dan BRI, di lain sisi AS dengan konsep Indo Pacifik (high road).
Current Affairs Indo Pasific, QUAD, AUKUS dan Grey Zone China
Setelah rebalancing pemerintahan di Era Presiden Obama pada tahun 2009, AS menemukan bukti dan impian China soal hegemoni, di mana kebangkitan ekonomi dan inisiatif global China ini menunjukkan bahwa China berupaya berperilaku layaknya kekuatan besar (great power) yang hidup berdampingan dengan superpower (AS) melalui kerja sama dan kompetisi (secara damai) di bidang ekonomi dan militer. Sejak 2007-2015 dan terus berlanjut, hingga kini.
China sudah menerapkan upaya penguasaan LCS, mengklaim sepihak dan membangun pulau karang Spratley dan Paracel, membangun 33.000 kapal ikan maritim dan kapal pengawal Coast Guard dalam persiapan penerapan grey zone war. China juga sudah mempersiapkan pembangunan kekuatan maritim tempur dengan kapal Induk dsn 350 kapal perang.
Konsep OBOR dan BRI merupakan langkah membangun kerja sama berupa instrumen prosperity, pinjaman utang, dengan target penguasaan negara melalui debt trap.Â
Di kawasan Asia Tenggara, dua negara utama yang mereka target yaitu Malaysia dan Indonesia, disamping negara-negara lain di jalur OBOR.Â
PM Najib saat memerintah, sudah masuk dalam jaring China. Akhirnya jatuh dalam ops senyap, korupsinya di 1MDP dibongkar oleh FBI, Najib akhirnya kalah oleh Mahathir pada pemilu dan tragisnya, dia masuk penjara.Â
Indonesia kemudian menjadi negara kedua yang diperebutkan oleh China dan AS. China melalui pinjaman utang dan AS melalui konsep Indo Pacific dan higher road.
AS memainkan peran CIA, kementerian luar negeri dan kekuatan militer, sebagai ujung tombak dalam membangun kerja sama internasional.Â
Kawasan Asia Pasifik pada awalnya secara aktif ditangani Menlu Mike Pompeo yang mantan Direktur CIA. AS terus mencoba mendekati Indonesia hanya untuk menjadi mitranya yang jelas dalam konflik dengan China.Â